Jumat, 16 November 2012

Makalah Agama


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan  makalah yang berjudulAkhlak”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agama Islam di Universitas Gunadarma.
Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri maupun kepada pembaca umumnya. Kami mohon maaf apabila ada kekurangan maupun kesalahan pada penulisan makalah ini untuk itu kami berterimakasih apabila pembaca memberi saran atau kritikan kepada kami.

Bekasi,   November 2012
















BAB I
PENDAHULUAN
1.1.         Latar Belakang
            Islam diciptakan oleh Allah SWT sebagai suatu agama yang mulia, karena ajaran-ajaranya mengandung nilai-nilai budi yang luhur (akhlak mulia), sehingga Islam dikenal sebagai agama yang “rahmatan lil ‘alamin” yang penuh dengan cinta kasih sayang dan kelembutan. Terciptanya kerukunan dan kedamaian dalam suatu masyarakat ditimbulkan karena buah hasil dari akhlak yang mulia. Sedangkan, ketiadaan kerukunan dan kedamaian yang dapat menimbulkan perpecahan masyarakat disebabkan adanya buah hasil dari akhlak atau budi pekerti yang buruk.
Kebaikan dari budi pekerti itulah yang menyebabkan timbulnya saling cinta-mencintai, saling menyayangi, saling merukuni, dan saling mencocoki satu sama lain. Sebaliknya, buruknya budi pekerti membuahkan saling benci-membenci, saling dengki-mendengki, dan saling musuh-memusuhi.

1.2.            Rumusan Masalah
1.2.1.      Apa yang dimaksud dengan akhlak
1.2.2.      Akhlak Terhadap sesama Manusia
1.2.3.      Akhlak Terhadap selain Manusia
1.3.            Maksud dan Tujuan
1.3.1        Mahasiswa mampu memahami tentang akhlak terhadap sesama manusia
1.3.2        Mahasiswa mampu memahami tentang akhlak terhadap selain manusia

1.4.            Metode Pengumpulan Data
Makalah ini dibuat dengan metode pengumpulan data dari referensi studi kepustakaan yang bersumber dari web, blog dan media massa yang lain yang ada pada internet.





AKHLAK TERHADAP SESAMA MANUSIA
DAN MAKHLUK SELAIN MANUSIA
TUGAS AGAMA ISLAM


Disusun Oleh :

NAMA                                                                                                      NPM
1.      ASRI ANDRIANI ROHMANA                                                       21212215
2.      CAREY DESIANA                                                                           21212553
3.      PUTRI MARYAM  ANGGREINI                                                   25212773



UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2012/2013





BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Akhlak
Kata “Akhlak” berasal dari Bahasa Arab, Jamak dari Khuluq, yang artinya tabiat, budi pekerti, watak, atau kesopanan. Sinonim kata Akhlak ialah tatakrama, kesusilaan, sopan santun (Bahasa Indonesia), moral, ethic (Bahasa Inggris), ethos, ethikos (Bahasa Yunani).

2.2. Akhlak Terhadap Sesama Manusia
Akhlak terhadap diri sendiri di bagi menjadi 6 bagian yaitu:
1.      Akhlak Terhadap diri sendiri
a.       Sabar adalah pengendalian seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya. Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjahui larangan, dan ketika ditimpa musibah dari Allah SWT.
b.      Syukur adalah sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya, Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan.
c.       Tawaduk adalah rendah hati selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda, kaya dan miskin. Sikap tawaduk lahir dari kesadaran akan akibat dirinya sebagai manusia yang lemah dan serba terbatas yang tidak layak untuk bersikap sombong dan angkuh di muka bumi.

2.      Akhlak Terhadap Orang Tua
Ibu-bapak kita benar-benar berjasa, dan jasanya tidak bias dibeli sama sekali dan tak dapat diukur oleh apapun juga. Merekalah yang mengusahakan agar kita dapat makan dan membelikan pakaian untuk kita. Selanjutnya kita dimasukkan ke lembaga pendidikan, mulai dari sekolah pendidikan dasar sampai menengah dan mungkin sampai ke perguruan tinggi, agar kita berakhlak baik, teguh mengamalkan ajaran-ajaran agama dan mempunyai masa depan yang gemilang.
Berdasarkan Surat Al Isra’ ayat 23-24 :
Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (23) Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil"(24).
Cara berbuat baik kepada Orang Tua :
a.        Mendengarkan nasihat-nasihatnya dengan penuh perhatian, mengikuti anjurannya dan tidak melanggar larangannya;
b.       Tidak boleh membentak ibu-bapak, menyakiti hatinya, apalagi memukul. Ibu dan bapak harus diurus atau dirawat dengan baik;
c.        Bersikap merendahkan diri dan mendoakan agar mereka selalu dalam ampunan dan kasih sayang Allah S.W.T.;
d.      . Sebelum berangkat dan pulang sekolah hendaklah membantu orang tua;
e.        Menjaga nama baik kedua orang tua di masyarakat;
f.        Memberi nafkah, pakaian, dan membayarkan hutangnya kalau mereka tidak mampu atau sudah tua;
g.       Menanamkan hubungan kasih sayang terhadap orang yang telah ada hubungan kasih sayang oleh ibu-bapaknya


3.      Akhlak Terhadap  Saudara
Peranan Saudara dalam kehidupan sehari-hari. Peranan saudara dalam kehidupan kita sangatlah penting, karena pada dasarnya kita adalah makhluk sosial yang senantiasa saling bantu-membantu dalam menempuh kehidupannya, terutama saudaranya yang terdekat. Oleh karena itu, saudara masih ada hubungan darah dengan kita, maka merekalah yang paling pertama kita minta bantuannya.
Cara berbuat baik kepada Saudara :
a. Menghormati dan mencintai mereka. Karena kita dengan saudara asal-mulanya dari ayah dan ibu. Mencintai mereka sama dengan kita mencintai diri sendiri;
b. Menghormati saudara yang lebih tua sebagaimana menghormati orang tua, mengindahkan nasihat-nasihatnya dan tidak menentang perintahnya;
c. Mencintai dan menyayangi yang lebih kecil dengan penuh kasih sayang sebagaimana orang tua menyayangi mereka;
d. Saling bantu-membantu sekuat tenaga, sabar terhadap mereka. Jika bersalah, berilah peringatan secara halus dan ramah-tamah.

4.      Akhlak Terhadap Tetangga
Mereka ini adalah saudara kita yang paling dekat dan cepat menolong dikala kita mendapat musibah atau malapetaka. Meskipun mempunyai family sekian banyak dan terkemuka, tetapi tak mustahil tempat tinggalnya berjauhan.
Oleh karena itu, dikala kita mendapat musibah seperti sakit, meninggal dunia, atau kesusahan-kesusahan lainnya, maka yang paling duluan tampil datang adalah tetangga kita. Karena itu berlakulah kepadanya secara baik menurut tuntunan agama.
Terdapat dalam surat An-Nisa ayat 36-37:


Artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (36) (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan. (37)
Cara berbuat baik kepada tetangga :
a.       Menolong dan membantunya bila membutuhkan pertolongan,
 walaupun mereka tidak mau membantu kita;
b. Member hutang bila meminta bantuan hutang kepada kita;
c. Ikut meringankan beban dan kesengsaraan bila tetangga itu miskin
    dan sengsara, sekiranya kita mempunyai kelebihan;
d. Menjenguknya bila sakit atau membantunya dengan obat;
e. Bila tetangga ada yang meninggal dunia, hendaknya ikut
    belasungkawa, dan mengantarkan jenazahnya ke kuburnya.

5.     Akhlak Terhadap Sesama Muslim
Peranan persaudaraan sesama muslim, Diantara sesama muslim yang lain adalah bersaudara. Oleh sebab itu, kita harus bersikap baik terhadap sesama muslim. Mereka itu bagaikan satu anggota badan, bilamana yang satu sakit atau ditimpa musibah, maka yang lain ikut merasakannya.
Cara berbuat baik kepada sesama muslim :
a. Member salam;
b. Memenuhi undangannya;
c. Saling member nasihat;
d. Menjenguk ketika sakit, sambil mendoakan;
e. Mengantarkan jenazah orang islam;
f. Tidak bermusuhan selama 3 hari;
g. Tidak boleh bersikap sombong;

6.      Akhlak Terhadap Kaum Lemah
Kaum lemah adalah orang-orang yang belum memiliki kemampuan dalam segala hal atau bidang tertentu. Tidak memiliki kemampuan ini biasanya menjadi penghambat untuk mencapai keinginannya (cita-citanya). Sebagai contoh yang termasuk orang-orang lemah misalnya, orang bodoh (tak berilmu pengetahuan), orang miskin (tak berharta), dan sebagainya.
Cara berbuat baik kepada kaum lemah :
a. Menunjukkan kepada orang lain yang tersesat, dan menuntut orang buta di jalan yang ramai;
b. Memberikan tempat duduk kepada orang yang telah tua, orang buta, anak-anak dan wanita waktu berdesak-desakan kendaraan dalam bis, kereta api, dan sebagainya;
c. Memberi sedekah kepada peminta-minta dengan sikap yang baik;
d. Memberikan bantuan kepada panti asuhan yatim piatu dan rumah miskin;
e. Memberikan bantuan kepada korban bencana alam, berupa uang, pakaian, dan obat-obatan;
f. Menganggap pembantu rumah tangga sebagai anggota keluarga sendiri;
g. Suka menolong orang lain yang sangat memerlukan bantuan, diantaranya membantu orang miskin, orang cacat mental, orang cacat jasmani, dan lain-lain.

2.3. Akhlak Terhadap Makhluk Selain Manusia
1) Akhlak Terhadap Lingkungan Hidup
Berakhlak kepada lingkungan hidup adalah menjalin dan mengembangkan hubungan yang harmonis dengan alam sekitar. Memakmurkan alam adalah mengolah sumber daya yang berada di alam sehingga dapat memberi manfaat bagi kesejahteraan manusia tanpa merugikan alam itu sendiri. Allah menyediakan bumi yang subur ini untuk diolah oleh manusia dengan kerja keras dan dipelihara sehingga mampu melahirkan nilai yang tinggi. Yang dimaksud lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa.
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang terjadi. Yang demikian mengantarkan manusia bertanggung jawab, sehingga ia tidak melakukan perusakan.
2) Akhlak Terhadap Tumbuh-Tumbuhan
  Diantara anugrah Allah kepada manusia adalah diciptakanNya tumbuh-tumbuhan. Sebagian besar makanan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan. Demikian pula makanan binatang-binatang ternak, sebagian besar adalah tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam jenisnya. Manusia perlu menyayangi tumbuh-tumbuhan karena sebagian dari pemenuhan keperluan hidup manusia itu berasal dari tumbuh-tumbuhan.
3) Akhlak Terhadap Binatang
 Kita harus memiliki akhlak yang terpuji terhadap binatang. Alam hewani sengaja diciptakan oleh Allah bagi kepentingan makhluk hidup lainnya, khususnya manusia. Cara menyayangi binatang peliharaan antara lain dengan memberinya makanan, menyediakan tempatnya (kandang) yang wajar, memelihara kebersihannya, menjaga kesehatannya, bahkan kalau mungkin mengobatinya apabila sakit sebagaimana yang dilakukan oleh kebun binatang pada umumnya.
 Disamping itu juga kita boleh membunuh binatang yang membahayakan atau merugikan. Kita diperintah untuk membunuhnya, asal saja ketika melaksanakannya tidak didahului dengan penyiksaan, seperti menyirami tikus dengan minyak tanah, kemudian baru membakarnya. Bunuhlah binatang itu dengan alat yang menyebabkan ia segera mati sehingga ia tidak merasa tersiksa.
4) Akhlak Terhadap Makhluk Gaib
Selain Allah SWT menciptakan manusia, Dia juga menciptakan jin. Jin merupakan makhluk gaib yang harus kita imani. Perlu kita ketahui bahwa selain ada jin yang taat dan patuh kepada Allah SWT ada pula jin yang tidak patuh dan taat kepada Allah SWT diantaranya iblis dan setan. Iblis dan setan adalah makhluk Allah SWT yaitu sejenis jin yang diciptakanNya dari api yang sangat panas, jauh sebelum diciptakanNya Nabi Adam as.
Kita meyakini bahwa Allah SWT adalah Tuhan semesta alam dan Mahakuasa serta Maha berkehendak, sedangkan semua makhlukNya termasuk jin, iblis dan setan berada di dalam kekuasaanNya. Oleh karena itu, cara menyikapi adanya jin, iblis dan setan adalah sebagai berikut :
a. Jangan menuruti langkah-langkah setan.
b. Tidak terganggu dan terjebak dalam kehidupan jin, iblis dan setan.
c. Selalu mengingat Allah dan memohon pertolonganNya dari segala godaan iblis dan setan.







BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
            Setelah menelaah dan memahami akhlak kepada sesama sebagai kesimpulannya adalah sesungguhnya dalam kehidupan, kita tidak terlepas dari apa yang sudah ada dalam diri kita sebagai manusia termasuk salah satunya adalah akhlak. Karena akhlak adalah satu predikat yang disandang oleh manusia akhlak akan berjalan setelah manusia itu sendiri berada dalam alam sosial.
Baik dan buruknya akhlak kepada sesama tergantung dari orang menjalani hidup, apakah membentuk karakternya dengan akal atau dengan hati karena keduanya adalah sumber.
Jadi kesimpulan akhlak antar sesama yaitu  sangat dianjurkan selama apa yang dilakukan punya nilai ibadah.

3.2. Penutup
Alhamdulillah, syukur kami kepada Allah karena atas campur tangan Allah kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Di akhir penutup makalah ini kami mengucapkan buat sahabat-sahabat kami yang sempat menyumbangkan ide, semoga idenya dapat bermanfaat bagi kalangan banyak.
Dan kami sadari dalam perumusan makalah ini berangkat atas kerja sama yang baik dari kelompok kami serta kekompokan yang utuh namun demi penyempurnaan makalah ini kami sangat mengemis sumbangan ide yang cerdas dari semua kalangan dalam penyempurnaan makalah ini.

                                                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar