KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua,
sehingga berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Akhlak”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami
tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Agama
Islam di Universitas Gunadarma.
Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri maupun kepada pembaca umumnya. Kami mohon
maaf apabila ada kekurangan maupun kesalahan pada penulisan makalah ini untuk
itu kami berterimakasih apabila pembaca memberi saran atau kritikan kepada
kami.
Bekasi, November 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Islam
diciptakan oleh Allah SWT sebagai suatu agama yang mulia, karena
ajaran-ajaranya mengandung nilai-nilai budi yang luhur (akhlak mulia), sehingga
Islam dikenal sebagai agama yang “rahmatan lil ‘alamin” yang penuh dengan cinta
kasih sayang dan kelembutan. Terciptanya kerukunan dan kedamaian dalam suatu
masyarakat ditimbulkan karena buah hasil dari akhlak yang mulia. Sedangkan,
ketiadaan kerukunan dan kedamaian yang dapat menimbulkan perpecahan masyarakat
disebabkan adanya buah hasil dari akhlak atau budi pekerti yang buruk.
Kebaikan dari budi pekerti itulah
yang menyebabkan timbulnya saling cinta-mencintai, saling menyayangi, saling
merukuni, dan saling mencocoki satu sama lain. Sebaliknya, buruknya budi
pekerti membuahkan saling benci-membenci, saling dengki-mendengki, dan saling
musuh-memusuhi.
1.2.
Rumusan Masalah
1.2.1. Apa
yang dimaksud dengan akhlak
1.2.2. Akhlak
Terhadap sesama Manusia
1.2.3. Akhlak
Terhadap selain Manusia
1.3.
Maksud dan Tujuan
1.3.1
Mahasiswa
mampu memahami tentang akhlak terhadap sesama manusia
1.3.2
Mahasiswa mampu memahami tentang akhlak
terhadap selain manusia
1.4.
Metode Pengumpulan Data
Makalah ini
dibuat dengan metode pengumpulan data dari referensi studi kepustakaan yang
bersumber dari web, blog dan media massa yang lain yang ada pada internet.
AKHLAK TERHADAP SESAMA MANUSIA
DAN MAKHLUK SELAIN MANUSIA
TUGAS AGAMA ISLAM
Disusun Oleh :
NAMA NPM
1. ASRI ANDRIANI ROHMANA 21212215
2. CAREY DESIANA 21212553
3. PUTRI MARYAM ANGGREINI 25212773
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2012/2013
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Akhlak
Kata “Akhlak” berasal dari Bahasa Arab, Jamak dari
Khuluq, yang artinya tabiat, budi pekerti, watak, atau kesopanan. Sinonim kata
Akhlak ialah tatakrama, kesusilaan, sopan santun (Bahasa Indonesia), moral,
ethic (Bahasa Inggris), ethos, ethikos (Bahasa Yunani).
2.2. Akhlak Terhadap Sesama Manusia
Akhlak terhadap diri sendiri di bagi menjadi 6 bagian
yaitu:
1. Akhlak
Terhadap diri sendiri
a. Sabar
adalah pengendalian seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari
pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya. Sabar
diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjahui larangan, dan ketika ditimpa
musibah dari Allah SWT.
b. Syukur
adalah sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa
terhitung banyaknya, Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan.
c. Tawaduk
adalah rendah hati selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua,
muda, kaya dan miskin. Sikap tawaduk lahir dari kesadaran akan akibat dirinya
sebagai manusia yang lemah dan serba terbatas yang tidak layak untuk bersikap
sombong dan angkuh di muka bumi.
2. Akhlak
Terhadap Orang Tua
Ibu-bapak kita benar-benar berjasa, dan jasanya tidak bias dibeli sama
sekali dan tak dapat diukur oleh apapun juga. Merekalah yang mengusahakan agar
kita dapat makan dan membelikan pakaian untuk kita. Selanjutnya kita dimasukkan
ke lembaga pendidikan, mulai dari sekolah pendidikan dasar sampai menengah dan
mungkin sampai ke perguruan tinggi, agar kita berakhlak baik, teguh mengamalkan
ajaran-ajaran agama dan mempunyai masa depan yang gemilang.
Berdasarkan Surat Al Isra’ ayat 23-24 :
Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (23) Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai
Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik
aku waktu kecil"(24).
Cara berbuat baik kepada Orang Tua :
a.
Mendengarkan nasihat-nasihatnya dengan penuh
perhatian, mengikuti anjurannya dan tidak melanggar larangannya;
b.
Tidak
boleh membentak ibu-bapak, menyakiti hatinya, apalagi memukul. Ibu dan bapak
harus diurus atau dirawat dengan baik;
c.
Bersikap merendahkan diri dan mendoakan agar
mereka selalu dalam ampunan dan kasih sayang Allah S.W.T.;
d.
. Sebelum berangkat dan pulang sekolah
hendaklah membantu orang tua;
e.
Menjaga nama baik kedua orang tua di
masyarakat;
f.
Memberi nafkah, pakaian, dan membayarkan
hutangnya kalau mereka tidak mampu atau sudah tua;
g.
Menanamkan hubungan kasih sayang terhadap
orang yang telah ada hubungan kasih sayang oleh ibu-bapaknya
3.
Akhlak Terhadap Saudara
Peranan Saudara
dalam kehidupan sehari-hari. Peranan saudara dalam kehidupan kita sangatlah
penting, karena pada dasarnya kita adalah makhluk sosial yang senantiasa saling
bantu-membantu dalam menempuh kehidupannya, terutama saudaranya yang terdekat. Oleh
karena itu, saudara masih ada hubungan darah dengan kita, maka merekalah yang
paling pertama kita minta bantuannya.
Cara berbuat baik
kepada Saudara :
a. Menghormati dan
mencintai mereka. Karena kita dengan saudara asal-mulanya dari ayah dan ibu. Mencintai
mereka sama dengan kita mencintai diri sendiri;
b. Menghormati
saudara yang lebih tua sebagaimana menghormati orang tua, mengindahkan
nasihat-nasihatnya dan tidak menentang perintahnya;
c. Mencintai dan
menyayangi yang lebih kecil dengan penuh kasih sayang sebagaimana orang tua
menyayangi mereka;
d. Saling
bantu-membantu sekuat tenaga, sabar terhadap mereka. Jika bersalah, berilah
peringatan secara halus dan ramah-tamah.
4. Akhlak
Terhadap Tetangga
Mereka ini adalah saudara kita yang paling
dekat dan cepat menolong dikala kita mendapat musibah atau malapetaka. Meskipun
mempunyai family sekian banyak dan terkemuka, tetapi tak mustahil tempat
tinggalnya berjauhan.
Oleh karena itu, dikala kita mendapat musibah
seperti sakit, meninggal dunia, atau kesusahan-kesusahan lainnya, maka yang
paling duluan tampil datang adalah tetangga kita. Karena itu berlakulah
kepadanya secara baik menurut tuntunan agama.
Terdapat dalam surat An-Nisa ayat 36-37:
Artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang
ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri, (36) (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh
orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang telah
diberikan-Nya kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir
siksa yang menghinakan. (37)
Cara berbuat baik kepada tetangga :
a. Menolong
dan membantunya bila membutuhkan pertolongan,
walaupun
mereka tidak mau membantu kita;
b. Member hutang bila meminta bantuan hutang
kepada kita;
c. Ikut meringankan beban dan kesengsaraan
bila tetangga itu miskin
dan
sengsara, sekiranya kita mempunyai kelebihan;
d. Menjenguknya bila sakit atau membantunya
dengan obat;
e. Bila tetangga ada yang meninggal dunia,
hendaknya ikut
belasungkawa,
dan mengantarkan jenazahnya ke kuburnya.
5.
Akhlak Terhadap Sesama Muslim
Peranan
persaudaraan sesama muslim, Diantara sesama muslim yang lain adalah bersaudara.
Oleh sebab itu, kita harus bersikap baik terhadap sesama muslim. Mereka itu bagaikan
satu anggota badan, bilamana yang satu sakit atau ditimpa musibah, maka yang
lain ikut merasakannya.
Cara berbuat baik
kepada sesama muslim :
a. Member salam;
b. Memenuhi
undangannya;
c. Saling member
nasihat;
d. Menjenguk ketika
sakit, sambil mendoakan;
e. Mengantarkan
jenazah orang islam;
f. Tidak bermusuhan
selama 3 hari;
g. Tidak boleh
bersikap sombong;
6.
Akhlak Terhadap Kaum Lemah
Kaum lemah adalah orang-orang yang belum memiliki
kemampuan dalam segala hal atau bidang tertentu. Tidak memiliki kemampuan ini
biasanya menjadi penghambat untuk mencapai keinginannya (cita-citanya). Sebagai
contoh yang termasuk orang-orang lemah misalnya, orang bodoh (tak berilmu
pengetahuan), orang miskin (tak berharta), dan sebagainya.
Cara berbuat baik kepada kaum lemah :
a.
Menunjukkan kepada orang lain yang tersesat, dan menuntut orang buta di jalan
yang ramai;
b.
Memberikan tempat duduk kepada orang yang telah tua, orang buta, anak-anak dan
wanita waktu berdesak-desakan kendaraan dalam bis, kereta api, dan sebagainya;
c.
Memberi sedekah kepada peminta-minta dengan sikap yang baik;
d.
Memberikan bantuan kepada panti asuhan yatim piatu dan rumah miskin;
e.
Memberikan bantuan kepada korban bencana alam, berupa uang, pakaian, dan
obat-obatan;
f.
Menganggap pembantu rumah tangga sebagai anggota keluarga sendiri;
g.
Suka menolong orang lain yang sangat memerlukan bantuan, diantaranya membantu
orang miskin, orang cacat mental, orang cacat jasmani, dan lain-lain.
2.3. Akhlak Terhadap Makhluk Selain Manusia
1) Akhlak Terhadap Lingkungan Hidup
Berakhlak kepada lingkungan hidup adalah menjalin dan mengembangkan
hubungan yang harmonis dengan alam sekitar. Memakmurkan alam adalah mengolah
sumber daya yang berada di alam sehingga dapat memberi manfaat bagi kesejahteraan
manusia tanpa merugikan alam itu sendiri. Allah menyediakan bumi yang subur ini
untuk diolah oleh manusia dengan kerja keras dan dipelihara sehingga mampu
melahirkan nilai yang tinggi. Yang dimaksud lingkungan di sini adalah segala
sesuatu yang berada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun
benda-benda tak bernyawa.
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang terjadi. Yang demikian mengantarkan manusia bertanggung jawab, sehingga ia tidak melakukan perusakan.
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang terjadi. Yang demikian mengantarkan manusia bertanggung jawab, sehingga ia tidak melakukan perusakan.
2) Akhlak
Terhadap Tumbuh-Tumbuhan
Diantara anugrah Allah kepada
manusia adalah diciptakanNya tumbuh-tumbuhan. Sebagian besar makanan manusia
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Demikian pula makanan binatang-binatang ternak,
sebagian besar adalah tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam jenisnya. Manusia
perlu menyayangi tumbuh-tumbuhan karena sebagian dari pemenuhan keperluan hidup
manusia itu berasal dari tumbuh-tumbuhan.
3) Akhlak
Terhadap Binatang
Kita harus memiliki akhlak yang
terpuji terhadap binatang. Alam hewani sengaja diciptakan oleh Allah bagi
kepentingan makhluk hidup lainnya, khususnya manusia. Cara menyayangi binatang
peliharaan antara lain dengan memberinya makanan, menyediakan tempatnya
(kandang) yang wajar, memelihara kebersihannya, menjaga kesehatannya, bahkan
kalau mungkin mengobatinya apabila sakit sebagaimana yang dilakukan oleh kebun
binatang pada umumnya.
Disamping itu juga kita boleh
membunuh binatang yang membahayakan atau merugikan. Kita diperintah untuk
membunuhnya, asal saja ketika melaksanakannya tidak didahului dengan
penyiksaan, seperti menyirami tikus dengan minyak tanah, kemudian baru
membakarnya. Bunuhlah binatang itu dengan alat yang menyebabkan ia segera mati
sehingga ia tidak merasa tersiksa.
4) Akhlak
Terhadap Makhluk Gaib
Selain Allah SWT menciptakan manusia, Dia juga menciptakan jin. Jin
merupakan makhluk gaib yang harus kita imani. Perlu kita ketahui bahwa selain
ada jin yang taat dan patuh kepada Allah SWT ada pula jin yang tidak patuh dan
taat kepada Allah SWT diantaranya iblis dan setan. Iblis dan setan adalah
makhluk Allah SWT yaitu sejenis jin yang diciptakanNya dari api yang sangat panas,
jauh sebelum diciptakanNya Nabi Adam as.
Kita meyakini bahwa Allah SWT adalah Tuhan semesta alam dan Mahakuasa
serta Maha berkehendak, sedangkan semua makhlukNya termasuk jin, iblis dan
setan berada di dalam kekuasaanNya. Oleh karena itu, cara menyikapi adanya jin,
iblis dan setan adalah sebagai berikut :
a. Jangan menuruti langkah-langkah setan.
b. Tidak terganggu dan terjebak dalam kehidupan jin, iblis dan setan.
c. Selalu mengingat Allah dan memohon pertolonganNya dari segala godaan
iblis dan setan.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Setelah menelaah dan memahami akhlak kepada sesama
sebagai kesimpulannya adalah sesungguhnya dalam kehidupan, kita tidak terlepas
dari apa yang sudah ada dalam diri kita sebagai manusia termasuk salah satunya
adalah akhlak. Karena akhlak adalah satu predikat yang disandang oleh manusia
akhlak akan berjalan setelah manusia itu sendiri berada dalam alam sosial.
Baik dan buruknya akhlak kepada sesama
tergantung dari orang menjalani hidup, apakah membentuk karakternya dengan akal
atau dengan hati karena keduanya adalah sumber.
Jadi kesimpulan akhlak antar sesama
yaitu sangat dianjurkan selama apa yang
dilakukan punya nilai ibadah.
3.2.
Penutup
Alhamdulillah, syukur kami kepada Allah
karena atas campur tangan Allah kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Di
akhir penutup makalah ini kami mengucapkan buat sahabat-sahabat kami yang
sempat menyumbangkan ide, semoga idenya dapat bermanfaat bagi kalangan banyak.
Dan kami sadari dalam perumusan makalah ini
berangkat atas kerja sama yang baik dari kelompok kami serta kekompokan yang
utuh namun demi penyempurnaan makalah ini kami sangat mengemis sumbangan ide
yang cerdas dari semua kalangan dalam penyempurnaan makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar