Kamis, 09 Mei 2013

Tugas 4 - Penambah Devisa Negara

                                                      PARIWISATA


ABSTRAK
            Indonesia selain terkenal akan ragam budaya, kuliner dan segala halnya juga terkenal dengan pariwisatanya. Banyak tempat yang menarik di Indonesia yang menjadi pilihan untuk dikunjungi saat hari-hari libur. Tempat-tempat ini pun menarik perhatian para-para turis asing yang tinggal atau pun hanya sekedar datang ke Indonesia.  Mereka biasa ingin berlibut ke tempat-tempat yang menarik yang belum pernah ada di negara mereka.
            Dengan adanya turis mancanegara yang dateng ke Indonesia membuat devisa negara bertambah. Pariwisata yang menarik akan membuat orang-orang pun datang berkunjung. Dengan visa makan Indonesia akan mendapatkaan keuntungan dari turis tersebut. Maka dari itu pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang penting untung mendapatkan surplus untuk negara.
            Peran Pemerintah pun harus di perhatikan. Pariwisata di Indonesia harus lebih di kembangka lagi dari sisi tempat yang harus lebih di tata lagi. Seperti Bali tempat yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan asing. Mungkin pantai yang harus lebih dijaga kebersihannya. Serta fasilitas-fasilitas yang ada perlu di mantabkan lagi. Serta masalah kemanan di tempat tersebut.

Pendahuluan
            Seperti di ceritakan di atas bahwa pariwisata salah satu yang menaikan devisa negara. Tempat yang menarik, indah dan mengagumkan membuat banyak turis asing yang datang ke Indonesia. Semakin banyak turis asing yang datang pendapatan negara pun semakin meningkat. Serta bisa membuat Indonesia terkenal di mancanegara akan keindahannya.
            Perkembangan pariwisata menyedot devisa negara terlatak pada kemampuan mengemas dan mengembangkan tempat tersebut agar menarik perhatian wisatawan.  Pada saat wisatawan tertarik untuk berkunjung ke Indonesia makan devisa dikit demi sedikit akan bertambah. Belum lagi wisatawan asing yang menetap di Indonesia, dia harus membayar visa kepada negara agar tidak di sebut warga ilegal.
            Walaupun pariwisata salah satu indikator perekonomian negara, namun pariwisata juga menyembunyikan beberapa hal yang jarang diungkap dan dihitung sehingga sangat sulit untuk ditelusuri perannya atau kerugiannya yang dikenal dengan biaya tersembunyi atau hidden cost. Kerugian tersebut disebabkan oleh tangan-tangan jahil atau oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, yang hanya mementingkan kepentingan peribadi. Tetapi hal tertsebut tidak berpengaruh terhadap perkembangn parriwisata, itu hanya sebagaian kecil masalah yang  masih bisa diatasi.

Landasan Teori
            Pariwisata merupakan kegiatan perjalanan atau rekreasi ke suatu tempat yang menatik bahkan yang belum pernah dikunjungi.  Orang yang melakukan perjalan libur atau rekrasi tersebut biasa disebut Wisatawan atau Turisme. Dan saat perjalanan biasanya ada pemandu perjalanan yang biasa disebut Guid.
            Dengan pariwisata yang menarik para wisatawan tersebut seperti yang sudah dijelaskan, makan otomatis akan menaikan devisa negara. Apa itu devisa? Devisa adalah barang yang digunakan untuk alat pembayaran Internasional. Maka untuk terus menaikan devisa negara, pariwisata perlu terus dikembangkan agar lebih banyak menarik wisatawan domestik dan mancangera yang.
            Selain hanya untuk berkunjung atau datang, banyak juga wisatawan yang datang untuk menetap di Indonesia, Setiap ada warga asing yang menetap dia perlu membayar visa agar tidak menjadi warga ilegal dan transaksi itu dilakukan tiap beberapa tahun sekali. Apa itu visa?  Visa adalah dokumen yang menunjukkan bahwa seseorang berwenang untuk memasuki wilayah yang sudah dikeluarkan, tunduk pada izin dari dinas imigrasi di saat masuk. Kewenangan tersebut seperti dokumen, tetapi lebih sering itu stempel di paspor dan disahkan pemohon.




Pembahasan
A.    Sumber-Sumber Devisa
            Dari berbagai macam aneka yang ada di Indonesia yang bisa memasukan devisa negara. Selain melauli pariwisata dan warga negara yang menetap atau tinggal di Indonesia, ada bebepa macam hal lagi yang bisa meningkatkan devisa negara yaitu:
1. Pinjaman / Hutang Luar Negeri 
2. program Hadiah, bantuan atau sumbangan Luar negri 
3. Multindo deviden Serta bunga Bahasa Dari Luar Negeri 
4. HASIL Ekspor Barang Dan Jasa 
5. kiriman valuta Asing Bahasa Dari Luar negri 
6. Yang wisatawan Belanja di Dalam, Negeri 

B.     Kegunaan Devisa: 
Dari keuntungan atau surplus yang di dapat dari sumber-sumber devisa yang ada, suatu negara bisa memanfaatkan keunungan tersebut untuk keperluan-keerluan negara yang bisa menjadi kegiatan ekonomi suatu negara tersebut seperti:
1.     membeli Barang atau Jasa Bahasa Dari Luar Negeri (impor) 
2.     membayar Hutang Pokok Serta bunga Hutang Luar Negeri 
3.      pembiayaan usaha atau kegiatan perdagangan Luar Negeri
4.      membiayai Perwakilan di Luar Negeri (duta Besar, Konsulat, dll) 
5.      membiayai Atlit, Misi Kebudayaan, Metode studi banding / Perjalanan dinas pejabat `negara

C.    Macam-Macam Devisa: 
·       Devisa umum , yaitu devisa Yang didapat Bahasa Dari usaha atau kegiatan Ekspor, penjualan Jasa Serta bunga modal. 
·       Devisa fasilitas kredit, yakni adalah devisa Yang diperoleh Bahasa Dari fasilitas kredit Pinjaman Luar Negeri.

D.    Fungsi devisa: 
§  Alat pembayaran Hutang Luar Negeri 
§  Alat transaksi pembayaran Barang Dan Jasa Luar Negeri 
§   Alat transaksi pembiayaan hubungan Artikel Baru Luar negri seperti membiayai kedutaan, Misi sector, program Hadiah, bantuan, dll 
§   Sebagai Sumber pendapatan Negara

E.     Perkembangan Pariwisata
Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagai buah dari usaha ekonomi nasional yang mandiri maka mengembangkan industri pariwisata merupakan suatu keniscayaan. Pengembangan industri ini sangat dimungkinkan mengingat begitu kayanya alam Indonesia dengan begitu banyaknya ragam pesonanya. Mulai dari keindahan alam, khazanah peninggalan sejarah, keunikan adat budaya berbagai suku bangsa dan aneka atraksi festival dan pagelaran budayanya.
Semua daya pesona itu tentu tidak dapat begitu saja memberi nilai tambah bila kemudian tidak diiringi dengan ikhtiar menggugah minat pasar untuk mengunjungi serta menikmati terhadap berbagai obyek wisata yang ada.

Di antara usaha untuk menarik minat pasar itu adalah adanya inisiatif dari industri pariwisata secara periodik berkelanjutan untuk mengadakan Visit Indonesia Years (Tahun Kunjungan Wisata) yang dikenalkan dan dipromosikan ke berbagai Negara bangsa di dunia.

Memang ada persyaratan untuk bisa menyelenggarakan atau terselenggaranya Visit Indonesia Years ini, diantaranya adalah meningkatkan jalinan hubungan untuk memperkuat komitmen bersama sebagai pemangku kepentingan dari industri pariwisata yaitu dari kalangan pemerintah, swasta dan masyarakat.

Kebersamaan ketiga unsur ini dalam pengembangan industri pariwisata memiliki posisi yang sangat menentukan karena keterkaitannya secara langsung terlibat dalam berbagai aktifitas kepariwisataan. Mengingat bahwa lahirnya sebuah kebijakan pemerintah kemudian diiringi dengan ikhtiar melakukan pelayanan yang professional dari pihak swasta serta hadirnya dukungan berupa partisipasi kreatif dari masyarakat maka dengan sendirinya akan terakselerasi gerakan kepariwisataan nasional.

F.     Peran Masyarakat pada Pariwista
Masyarakat merupakan salah satu pilar utama dalam pengembangan pariwisata, karena pada dasarnya pilar pariwisata itu terdiri dari pertama pemerintah, kedua swasta dan ketiga masyarakat, yang sering disebut tiga pilar utama pariwisata. Misalnya, setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai pengembangan pariwisata yang diiringi dengan regulasinya tentunya. Kemudian pihak swasta yang secara professional menyediakan jasa pelayanan bagi pengembangan pariwisata tersebut, maka tugas masyarakat adalah selain senantiasa membangkitkan kesadaran tentang pentingnya pariwisata juga menumbuh-kembangkan kreatifitas yang melahirkan berbagai kreasi segar yang mengundang perhatian untuk kemudian menjadi daya pikat pariwisata.
Mengenai pengembangan atau menumbuhkan kesadaran pariwisata di kalangan masyarakat ini bukanlah hal yang mudah. Walaupun secara sosiologis keberadaan masyarakat Indonesia sesungguhnya sudah menjadi daya tarik tersendiri bagi pariwisata, baik dengan kekayaan adat istiadatnya, kreasi seni dalam berbagai segi kehidupannya juga khazanah lingkungan dan sejarahnya yang relative cukup kaya dan menjadi kebanggaan dunia.

Ketidak mudahan menumbuh-kembangkan kreasi itu diantaranya terletak pada :
1.     masih ada stigma pandangan bahwa pariwisata dapat mempengaruhi kehidupan yang kurang baik atau akan berpengaruh buruk pada proses pembentukkan moral masyarakat. Sebagaimana kita ketahui, bahwa melalui pariwisata terjadi proses akulturasi budaya yang sesungguhnya juga di balik itu semua banyak memberikan nilai tambah.

2.     masih adanya sikap yang berlebihan terhadap turis terutama wisman (wisatawan manca negara), baik dari sisi keamanan maupun dari sisi kesehatan. Sehingga kewaspadaan yang berlebihan dapat saja berakibat kurang kondusifnya bagi para turis tatkala mereka mengunjungi suatu obyek wisata.

3.     belum tumbuhnya sikap masyarakat untuk melindungi dan memberikan pelayanan kepada para turis minimal dengan mengucapkan selamat dan memberi senyuman sehingga masih terjadi insiden-insiden ketidak amanan di berbagai daerah yang menjadi obyek wisata.

4.     , belum terbentuknya sikap dan cara pandang bahwa pariwisata, seperti banyak terbukti di berbagai Negara, menjanjikan pula bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera.
Keempat hal tersebut sesungguhnya dapat terkurangi, bila tidak hilang sama sekali, dengan adanya proses sinergi antara pemerintah, swasta dan masyarakat, misalnya dengan ditunjukkannya komitmen yang kuat dari pemerintah untuk secara sungguh-sungguh membangun pariwisata maka dengan sendirinya akan secara spontanitas muncul pula partisipasi masyarakat. Apalagi jika kemudian pada masyarakat tersebut telah terbangun suatu pandangan bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang dapat mendatangkan devisa negara, meningkatkan pendapatan daerah dan pendapatan masyarakat. Sehingga pariwisata dapat dilihat sebagai sektor yang sanggup mewujudkan kesejahtaraan masyarakat.

Untuk melangkah kearah itu masyarakat dapat memulainya dari rumah dan halamannya. Bagaimana rumah itu ditata secara rapi baik mulai dari ruang tamu maupun semua bagiannya siap menyambut dan menerima tamu yang datang agar merasa enak dan betah. Begitu pula halaman rumahnya dibikin demikian asri sehingga enak dipandang. Memang ada beberapa daerah yang sudah siap untuk melakukan hal ini, tapi sebagian besar masyarakat harus terus dibina dan dikembangkan. Tentu agar tamu itu (baca wisman atau wisnus) dapat tinggal lebih lama dan betah maka perlu disuguhi aneka makanan yang enak dan khas, begitu pula agar menyenangkan kiranya perlu ditampilkan hiburan yang unik tetapi menyenangkan, begitu pula agar tinggal lebih lama perlu melihat berbagai koleksi khazanah yang ada
Untuk itu semua jelas ditentukan oleh adanya daya cipta dan kreasi masyarakat yang bukan hanya dapat memelihara yang ada, tetapi juga dapat menciptakan berbagai kreasi baru sehingga berbagai jenis wisata mulai dari wisata budaya, belanja, alam, olah raga, riset dan lain sebagainya, dapat berkembang secara variatif dan terus berkelanjutan. Kesemuanya ini terletak dari bagaimana peran masyarakat dalam memajukan pariwisata. Sebab jika masyarakatnya pasif apalagi tidak punya kreatifitas maka kegiatan pariwisata akan sunyi senyap. Itu sebabnya peran masyarakat dalam memajukan pariwisata nasional bukan hanya penting tetapi juga strategis.
Penutup
Kesimpulan :
Dapat ditarik kesimpulan bahwa, memang benar perkembangan pariwisata dapat meningkatkan devisa Negara, hal tersebut dapat dilihat dari pariwisata dianggap sebagai indikator terhadap perkembangan perekonomian dalam suatu Negara. Dengan dikembangannya pariwisata secara maksimal otomatis akan meningkatkan minat para wisatawan domestik maupun wisatawan asing untuk datang dan membelanjakan uangnya dalam kegiatan berwisata. Dari transaksi itulah,  masyarakat daerah wisata akan terangkat taraf hidupnya serta negara akan mendapat devisa dari wisatawan asing yang menukar mata uang negaranya dengan rupiah.

Daftar Pustaka

Tugas 3 - Suku bunga perbankan dengan pemberian kredit khususnya usaha kecil dan menengah

                                                Kredit Usaha Rakyat


Abstrak
            Di Indonesia masyarakat yang sedemikian rupa banyaknya masih banyak sekali yang tidak mempunyai penghasilan atau pun pekerjaan yang bisa menambah taraf hidup mereka. Apalagi dijaman sekarang yang sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang layak serat lebih memilih untuk menerima yang berpendidikan. Jika seperti itu bagaimana dengan yang berpendidikan rendah? Apa mereka akan terus menganggur tanpa pekerjaan?
            Disinilah pemerintah menciptakan program KUR (kredit usaha rakyat) yang di peruntukan untuk rakyat kecil dan menengah yang ingin membuka usaha. Ini bekerjasama dengan berbagai Bank dengan bung dan pinjaman yang sudah di tentukan dari pihak Bank.
            Dengan begitu masyarakat juga bisa belajar menbuat usaha kecil. Setidaknya dapat memperbaiki taraf hidup mereka dibandingkan tidak mempunyai pekerjaan dan menjadi pengangguran. Karena dengan modal yang diberikan oleh Bank mereka bisa membuat berbagai macam usaha yang mereka bisa.

Pendahuluan
            Dengan di adakannya program kredit usaha rakyat ini diharapkan agar masyarakat bisa menjadi masyarakat yang mempunyai pengetahuan dan dapat belajar menjadi pengusaha kecil. Maka pemerintah harus bisa memperhatikan lagi agar program ini terus berjalan.
            Banyak manfaat dan tujuan yang bisa di ambil dari progaram kredit usaha rakyat ini. Entah bagi pemerintah mauapun masyarakatnya. Sasaran program KUR adalah kelompok masyarakat yang telah dilatih dan ditingkatkan keberdayaan serta kemandiriannya pada kluster program sebelumnya.Harapannya agar kelompok masyarakat tersebut mampu untuk memanfaatkan skema pendanaan yang berasal dari lembaga keuangan formal seperti Bank, Koperasi, BPR dan sebagainya.Dilihat dari sisi kelembagaan, maka sasaran KUR adalah UMKMK (Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi).Sektor usaha yang diperbolehkan untuk memperoleh KUR adalah semua sektor usaha produktif.
            Dengan begitu diharapkan juga masyarakat menjadi lebih baik kehidupannya, bisa meningkatkan taraf hidup mereka serta bisa menigkatkan pendapatan negata juga karena pedapatan masyaraktnya pun bertambah.

Landasan Teori
            Bunga bank merupakan kelebihan uang yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah yang menggunakan pelayanannya baik untuk membeli atau menjual produk. Atau juga kelebihan uang yang diberikan kepada nasabah yang memiliki sejumlah uang yang disimpan di bank baik dalam bentuk tabungan deposito maupun tabungan berjangka.
Suku bunga bank antara satu bank dengan bank lainnya berbeda. Ada yang menetapkan bunga tinggi ataupun rendah. Biasanya suku bunga yang tinggi diberikan jika nasabah melakukan transaksi dalam jumlah besar dan jumlah transaksi kecil diberikan bunga yang rendah. Atau bisa juga jumlah besar kecil ini tergantung pada kebijakan yang diberlakukan di bank itu sendiri tidak terkait dengan faktor eksternal bank.
Dua jenis suku bunga bank meliputi kelebihan uang dari yang berasal dari simpanan uang yang diberikan bank kepada nasabah dan bunga pinjaman yang merupakan bunga yang harus dibayarkan nasabah ke bank karena pinjaman yang dilakukannya.
Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan program yang termasuk dalam Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan Kecil (klaster 3).Klaster ini bertujuan untuk meningkatkan akses permodalan dan sumber daya lainnya bagi usaha mikro dan kecil
KUR adalah skema kredit/pembiayaan modal kerja dan atau investasi yang khusus diperuntukkan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah dan koperasi (UMKMK) di bidang usaha produktif yang usahanya layak(feasible) namun mempunyai keterbatasan dalam pemenuhanpersyaratan yang ditetapkan Perbankan (belum bankable). KUR merupakan program pemberian kredit/pembiayaan dengan nilaidibawah 5 (lima) juta rupiah dengan pola penjaminan olehPemerintah dengan besarnya coverage penjaminan maksimal 70% dari plafon kredit. Lembaga penjaminnya adalah PTJamkrindo dan PT Askrindo

Pembahasan
1.     Tujuan pelaksanaan program KUR
Tujuan program KUR adalah mengakselerasi pengembangan kegiatan perekonomian di sektor riil dalam rangka penanggulangan dan pengentasan kemiskinan serta perluasan kesempatan kerja. Secara lebih rinci, tujuan program KUR adalah sebagai berikut:
·       Mempercepat pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, danKoperasi (UMKMK)
·       Meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkanUMKM & Koperasi kepada Lembaga Keuangan
·       Sebagai upaya penanggulangan / pengentasan kemiskinandan perluasan kesempatan kerja

2.         2. Usaha produktif, Usaha layak dan Belum bankable?
Usaha Produktif adalah usaha untuk menghasilkan barang atau jasa untukmemberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan bagi pelaku usaha.
Usaha Layak adalah usaha calon debitur yang menguntungkan/memberikan labasehingga mampu membayar bunga/marjin dan mengembalikan seluruh hutang/kewajiban pokok Kredit/Pembiayaan dalam jangka waktu yang disepakati antara Bank Pelaksana dengan Debitur KUR.
Belum Bankable adalah UMKMK yang belum dapat memenuhi persyaratanperkreditan/ pembiayaan dari Bank.

3.        3.  Ada tiga (3) pilar penting dalam pelaksanaan program ini:
a.     Pemerintah, yaitu Bank Indonesia (BI) dan Departemen Teknis (Departemen Keuangan, Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Departemen Perindustrian, dan Kementerian Koperasi dan UKM).Pemerintah berfungsi membantu dan mendukung pelaksanaan pemberian berikut penjaminan kredit.
b.     Lembaga penjaminan yang berfungsi sebagai penjamin atas kredit dan pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan.
c.      Perbankan sebagai penerima jaminan berfungsi menyalurkan kredit kepada UMKM dan Koperasi.
Bertindak sebagai lembaga penjaminan dalam program ini adalah PT. (Persero) Asuransi Kredit Indonesia (PT. Askrindo) dan Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo).Sedangkan pihak ketiga yaitu Bank Penyalur terdiri dari enam (6) Bank Umum dan tigabelas (13) Bank Pembangunan Daerah (BPD). Keenam Bank Umum penyalur KUR sampai saat ini adalah Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BTN, Bank Syariah Mandiri dan Bank Bukopin. Adapun 13 BPD penyalur KUR diantaranya adalah: Bank Nagari, Bank DKI, Bank Jatim, Bank Jateng, BPD DIY, Bank Jabar Banten, Bank NTB, Bank Kalbar, Bank Kalteng, Bank Kalsel, Bank Sulut, Bank Maluku dan Bank Papua.

4.         4. Usaha MIkro, Kecil, Menengah dan Koperasi
§  Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usahaperorangan yang memenuhi kriteria: memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.50.000.000,- (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau memiliki hasilpenjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,-
§  Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar. Kriterianya adalah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,- s/d Rp. 500.000.000,- (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau memilikihasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,- s/d Rp. 2.500.000.000,-
§  Usaha Menengah adalah Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Besar. Kriterianya adalah: memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,-s/d Rp. 10.000.000.000,- ( tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.2.500.000.000,- s/d Rp. 50.000.000.000,-
§  Koperasi adalah Badan Usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asaskekeluargaan.

5.          5.  Cara UMKMK mendapatkan KUR dari Bank Pelaksana
v UMKMK mengajukan surat permohonan KUR kepada Bank dengan melampiridokumen seperti legalitas usaha, perizinan usaha, catatan keuangan dansebagainya.
v Bank mengevaluasi/analisa kelayakan usaha UMKMK berdasarkan permohonanUMKMK tersebut.
v Apabila menurut Bank usaha UMKMK layak maka Bank menyetujui permohonan KUR. Keputusan pemberian KUR sepenuhnya merupakan kewenangan Bank.
v Bank dan UMKMK menandatangani Perjanjian Kredit/Pembiayaan.
v UMKMK wajib membayar/mengangsur kewajiban pengembalian KUR kepadaBank sampai lunas.
   
6.     Persyaratan umum bagi UMKMK untuk dapat menerima KUR
§  Tidak sedang menerima kredit/pembiayaan dari perbankan dan/atau yang tidaksedang menerima Kredit Program dari Pemerintah;
§  Diperbolehkan sedang menerima kredit konsumtif (Kredit Kepemilikan Rumah, KreditKendaraan Bermotor, Kartu Kredit dan kredit konsumtif lainnya);
§  Bagi UMKMK yang masih tercatat Sistem Informasi Debitur BI, tetapi yang sudahmelunasi pinjaman, maka diperlukan Surat Keterangan Lunas dari Bank sebelumnya;
§  untuk KUR Mikro, tidak diwajibkan untuk dilakukan pengecekan Sistem InformasiDebitur Bank Indonesia.

Putusan pemberian KUR sepenuhnya menjadi kewenangan Bank Pelaksana, sesuai dengan hasil analisa kelayakan usha calon debitur. Persyaratan umum bagi UMKMK untuk dapat menerima KUR
·       Dokumen legalitas dan perizinan yang minimal ada pada saat debitur mengajukanKUR kepada Bank antara lain:
·       Identitas diri nasabah, seperti KTP, SIM, Kartu Keluarga, dll.
·       Legalitas usaha, seperti akta pendirian, akta perubahan
·       Perzinan usaha, seperti SIU, TDP, SK Domisili, dll
·       Catatan pembukuan atau laporan keuangan
·       Salinan bukti aguna

Penutup
Kesimpulan
            Jadi intinya program Kredit Usaha Rakyat di peruntukan untuk masyarat yang ingin berwirausaha dengan berbagai persyaratan dan Pemerintah bekerja sama dengan berbagai jumlah Bank yang ada di Indonesia serta dengan tingkat pinjaman bunga yang berbeda-beda pula.
            Serta banyak juga tujuan yang akan di capai dari program kur tesebut. Semoga dan diharapkan dapat selalu menyejahterakan masyarakat Indonesia yang tidak mempunyai pekerjaan. Bisa menambah pengetahuan akan Bank dan usaha-usaha. Jadi juga dapat mengurangi pengangguran di Indonesia.


Daftar Pustaka


Rabu, 08 Mei 2013

Tugas 2 -Persaingan Harga Produk Dalam Negeri Versus Harga Produk Luar Negeri dilihat dari tingginya biaya produksi

                                              Besarnya Kegiatan Import Produk


ABSTRAKSI
            Semua manusia pasti mempunyai kebutuhan dan keinginan. Dan semua kebutuhan keinginan itu pasti akan di lakukan agar semuanya terpenuhi. Apalagi masalah kebutuhan yang sudah pasti harus terpenuhi. Kebutuhan itu terbagi menjadi kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan seperti makan, minum, pakaian pasti harus terpenuhi. Beda dengan keinginan. Bahkan sekarang barang yang tadinya hanya sebagai barang keinginan saja bisa menjadi barang kebutuhan yang harus manusia penuhi untuk kehidupannya sehari-sehari.
            Oleh karena itu masyarakat Indonesia yang umumnya merupakan masyarakt konsumtif selalu ingin saja barang-barang yang keluaran baru. Contohnya saja masalah pasar gedejet. Perusahaan gedjet selalu mengeluarkan produk-produknya yang kemudian di pasarkan ke Indonesia. Bukan hanya dalam masalah barang-barang gedjet, Indonesia pun banyak mengimpor barang dari luar negeri. Keadaan seperti ini lah yang menyebabkan kebutuhan di Indonesia lebih mahal, karena pemerintah memakai produk-produk luar negeri ketimbang dalam negeri. Contohnya saja beras dan bawang.  
            Bisa diperhatikan kabar berita bahwa bawang melonjak harga yang cukup mencengankan. 1kg bisa mencapai 60rb. Sedangkan masyrakat Indonesia saja bukan hanya dari kalangan atas. Bagaimana nasib kalangan bawah, yang perekonomiannya kurang bisa memikirkan hal yang tidak bisa mengimbangi pendapatan mereka. Yang seharusnya uang 60rb bisa membeli berbagai kebutuhan pangan tetapi ini hanya bisa untuk membeli bawang.

PENDAHULUAN
Dizaman era globalisasi ini kita harus mengetahui perkembangan perekonomian Indonesia terutama pada masalah persaingan harga produk. Baik produk dalam negeri maupun produk luar negeri. Dengan mengetahui harga-harga pasar dalam persaingan tersebut kita bisa mengatahui kondisi ekonomi yang terjadi. Apa lagi pada saat tingkat produksi tinggi. Mau tidak mau negara pun harus mengikuti perkembangan harga yang terjadi pada sistem perekonomian tersebut.
Pada saat itu juga, jika ada perubahan pada harga-harga akan mempengaruhi perekonomian suatu negara juga. Karena negara harus bisa memikirkan bagaimana bisa mengimbangi harga pasar Internasional dan juga dibarengi dengan bisa mensejahterakan masyarakatnya. Pemerintah juga harus memperhatikan barang-barang yang di impor. Jangan semua barang pokok harus impor dari luar. Pemerintah juga harus lebih memperhatikan produk dlam negeri yang tidak kalah bagus kualitanya di banding luar nengeri.
Setidaknya pemerintah juga menyarankan agar masyarakat lebih menggunakan produk dalam negeri di banding luar nengri. Sebetulnya ada beberapa faktor yang nyebabkan pemerintah harus mengimpor produk dari luar negeri. Seperti terbatasnya bahan yang di perlukan untuk membuat barang tersebut. Ada juga keterkaitan biaya, dan masih banyak lagi.
  
LANDASAN TEORI

            Import adalah kegiatan membeli barang dan jasa dari negara lain. Ketika sebuah negara mengalami impor yang besar itu artinya negara tersebut mengalami defisit. Dan akan menyebabkan negara tersebut akan mempunyai utang. Ambil saja contoh dari negara China. China mungkin menghasilkan produk yang lebih murah tetapi dengan kualitas yang kurang. China menciptakan barang yang memang diperlukan oleh masyarakat dan tidak terlalu mementingkan kualias. 
            Pemerintah juga harus menerapkan peraturan baru agar tidak terajadi impor barang yang terlalu, karana akan menyebabkan negara menjadi semakin terpuruk dan utang negara juga akan menjadi menumpuk. Serta pengusaha Indonesia akan lebih menjadi penyalur barang luar negeri dibanding memproduksi barang,
            Di dalam masalah harga pun jika Indonesia lebih sering impor bahan dari luar akan menyebabkan harga di Indonesia lebih mahal. Dan para pedagang akan bingung menjual produk yang harus menyesuaikan harga dengan bahan yang di peroleh. Bahan yang susah di dapat di Indonesia ini yang juga bisa menyebabkan pemerintah mengimpor bahan dari luar, tetapi harus diperhatikan juga sebagaimana perlunya bahan itu di impor. Karena secara tidak langsung jikan terlalu mengimpor barang, pemerintah tidak menghargai pproduk dalam negeri sendiri dan hasil dalam negeri.

PEMBAHASAN
A. Produk Impor
Pada dasarnya impor barang itu mempunyai tujuan. Jika suatu negara kekurangan bahan untuk memproduksi barang tersebut, maka Indonesia harus mengimpor bahan dari luar. Akan tetapi dengan mengimpor bahan dari luar, harga yang akan ditetapkan pada produk tersebut akan mahal. Dan jika harga mahal, para pedagang dan pembeli pun akan bingung mengimbangi harga pasar. Mau tidak mau para pedagang pun juga akan menaikan harga produk tersebut.
Jika harga barang naik, itu akan mengubah pendapatan perkapita suatu negara. Karena pada dasarnya pun masyarakat Indonesia masih banyak yang hidup di bawah atau yang mendapatkan pendapatan di bawah rata-rata. Ini harus dipertimbangkan lagi untuk pemerintah.
B. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kurangnya Bahan Baku
            Sudah dipastikan jika Indonesia kekurangan bahan baku maka pemerintah akan menimport bahan dari luar. Yang menjadi kurangnya bahan baku tersebut biasanya dari bahan baku yang di dalam mahal. Para produsen tidak sanggup untuk membeli bahan baku tersebut. Ada pula faktor cuaca yang menyebabkan bahan baku itu tidak dapat untuk diproduksi. Para produsen pun bingung untuk mencari alternatif bahannya.
            Ekspor merupakan kegiatan menjual barang atau jasa kenegara lain sedangkan Impor adalah membeli barang atau jasa dari negara lain. Secara umum ekspor impor dibedakan menjadi dua yakni barang migas dan non-migas, migas merupakan barang tambang minyak bumi dan gas berkebalikan dengan non-migas yaitu barang hasil perkebunan,peternakan,perikanan,pertanian dsb. Kegiatan impor biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat atas keterbatasan barang/jasa lokal. Ekspor kegiatan yang dilakukan untuk menambah pendapatan negara dan atas permintaan pasar yang ingin meng-impor barang/jasa dari lokal.
            Siapa yang tak kenal Indonesia negara yang diapit dengan dua benua ini memiliki sebutan negara agraris dan maritim pastinya dapat dibayangkan hasil laut dan tanah yang sungguh luar biasa pasti mampu untuk mensejahterakan rakyat-rakyatnya , namun sebutan tersebut menjadi dilemma tersendiri bagi Indonesia hasil laut dan bumi yang seharusnya mencukupi sepertinya tak mampu menopang kehidupan orang banyak serta perekonomian kita. Pertanian yang seharusnya menjadi ‘alat pemacu’ perekonomian pun nyatanya tak sesubur tanahnya entah apa yang terjadi untuk beras saja kita sampai mengimpor beras dari negara tetangga dan ternyata buah-buahan pun ikut menjadi barang impor yang sudah disediakan oleh Thailand.
Negeri ini begitu luas, tanah nan subur pun terbentang seperti tiada batasnya tetapi mengapa kita masih belum bisa memanfaatkan keadaan alam yang ada. Tanah yang subur pun diharapkan bisa menghasilkan sesuatu yang berkualitas namun apa yang terjadi? nyatanya hal tersebut dimanfaatkan oleh orang-orang berduit unuk mendirikan bangunan megah tanpa memikirkan resikonya. Padahal, pemerintah telah menyediakkan mesin pembajak atau traktor untuk meningkatkan kuantitas pertanian Indonesia tapi sepertinya semua nihil mungkin karena pemanfaatannya kurang maksimal serta pengetahuan petani Indonesia pun masih minim. Masih tak habis fikir sawah ladang membentang luas tetapi masih saja kita mengimpor beras dari luar, jelas saja beras lokal kalah dengan beras impor karena beras lokal relatif lebih mahal ketimbang beras impor, hal semacam ini membuat petani beras kita merugi. Walaupun kita tidak mempunyai hasil dalam negeri seperti gandum tetapi setidaknya kita masih mempunyai hasil unggulan lain dibididang pertanian yang bisa diharapkan dapat menggerakkan perekonomian kita.
            Bagaimana solusi yang berkenaan dengan masalah diatas? Ya, sebagai negeri yang mempunyai andil cukup besar disektor pertanian, hendaknya pemerintah meningkatkan pendidikan untuk sarjana-sarjana pertanian agar kelak bisa membuat atau memperbarui sistem pertanian kita. pemerintah juga harus lebih memprioritaskan serta meningatkan kegiatan pertanian kita. Seperti meningkatkan ahli-ahli kita di bidang pertanian, yang pada saatnya nanti bisa terjadi transfer skill di bidang pertanian kita. serta membuka lapangan usaha yang bergerak dibidang agribisnis yang dinilai cocok dengan keadaan tanah Indonesia yang subur. Sehingga segala lahan dan hasil dapat kita manfaatkan dan rasakan sendiri hasilnya.
            Sektor kelautan dan perikanan Indonesia harus mampu menempuh kebijakan dengan mengambil skenario pangan berkelanjutan untuk mengangani krisis pangan global yang diperkirakan dapat terjadi pada tahun 2025. Sebenarnya, sejak terbukanya pasar China merupakan pe-luang bagi pengembangan ekspor produk ikan Indonesia. Namun, kenyataan di lapangan Indonesia masih belum mampu mengoptimalkan potensi terbukanya pasar ekspor. Justru yang terjadi sebaliknya, pasar domestik dibanjiri produk impor dari China. Menurut pemerintah sektor kelautan dan perikana diyakini mampu memberikan sumbangan ketahanan pangan lokal dan dunia. Maka pemerintah memprioritaskan sektor kelautan dan perikanan sebagai nilai ekspor yang patut diperhitungkan, Indonesia seakan maju terus untuk dapat menembus pasar internasioanal dalam sektor ini dan mensejahterakan perkekonomian rakyat Indonesia. Namun 2 misi tersebut menjadi agak terkendala mengingat peningkatan daya saing komoditas pangan domestik yang dinilai kurang. Entah itu kesejahteraan nelayaannya atau daya jual yang rendah. Maka untuk memantapkan hasil laut kita yang akan ‘beraksi’ dipasar internasional, pemerintah mulai memfasilitasi lebih serius seperti ketersediaan benih, keuangan formal dan revitalisasi industry pengolah.
            Lalu bagaimana penaataan sektor kelautan dan perikanam agar terciptanya kesejahteraan rakyat ? Strategi penataan industri penangkapan, budi daya, dan pengolahan ikan dapat dilakukan baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek, renegosiasi secara bilateral Indonesia-China, pengawasan produk ikan impor, penataan total coastguard dan izin penangkapan, dan pen-syaratan kualitas ikan impor perlu dilakukan. Selain itu, strategi perimbangan neraca perdagangan untuk produk ikan dengan China dapat dilakukan dengan mendorong dan memperbesar volume dan nilai ekspor produk ikan Indonesia ke China. Namun, hal itu hanya dapat dilakukan apabilaindustri perikanan tangkap dan budi daya Indonesia cukup kuat untuk menguasai pasar domestik sekaligus masuk ke pasar China. Meskipun terdapat kenaikan rata-rata produksi perikanan sebesar 10,02% untuk periode 2005-2009, jika dibandingkan dengan potensi pasar, kenaikan itu dirasa belum memadai.
            Dalam jangka panjang, strategi memperbesar kapasitas dan produktivitas produk perikanan dapat dilakukan melalui desain industri secara menyeluruh. Program percepatan industri perikanan seperti Minapolitan dan gugus ekonomi berbasis kelautan dan perikanan perlu mendapat dukungan dari semua pihak.Program ini hanya bisa terselenggara secara baik ketika terdapat dukungan sejumlah infrastruktur untuk menjamin proses penangkapan dan industrialisasi terjadi seperti supply BBM, air bersih, pembiayaan, modernisasi kapal, akses jalan, industri pendinginan, penguasaan teknologi, dan SDM.
            Kementerian terkait dengan penyediaan infrastruktur itu perlu mendukung upaya untuk meningkatkan daya saing produk perikanan nasional.
Dibawah ini kondisi Espor-Impor sektor pertanian Indonesia :
1.     1. Beras
Harga Beras (Thai Broken 5%) di Bangkok periode 9 – 23 September 2009 menunjukkan trend meningkat. Tanggal 9 September harga US$ 530 per ton naik 2,71 % dari harga 2 September 2009, kemudian bergerak ke level US$ 533 per ton ( naik 0,57%) pada tanggal 16 September 2009 dan meningkat lagi pada 23 september 2009 menjadi US$ 2. 539 per ton atau naik 1,13 %.
2.     Kedelai
Harga kedelai (No.2 Yellow) di AS masih cenderung turun dan pada tanggal 14 September 2009 harga mencapai level terendah semenjak Juli 2009 yaitu US$ 339,9 per ton dipicu oleh spekulasi akan adanya peningkatan produksi karena cuaca cukup kondusif.
3.     3. Karet
Harga karet (RSS) di bursa SICOM periode 7 – 11 September 2009 sedikit mengalami pergerakan dengan kisaran US$ 2140 hingga US$ 2200 (trend 0,70 %), terutama oleh adanya peningkatan harga minyak mentah. Harga masih meningkat dengan trend yang lebih rendah (0,25%) pada periode 14 – 18 September 2009 karena terpengaruh oleh adanya pertanda perbaikan ekonomi di AS bila dilihat dari perkembanagn retail. Dsb .
Sedang untuk kondisi Ekspor-Impor sektor kelautan dan perikanan :
Saat ini , walau Indonesia tidak sepenuhnya terdepan dalam memproduksi hasil laut namun Indonesia menjadi 3 besar negara yang memproduksi hasil lautnya setelah Peru dan China. Namun demikian Indonesia masih sangat jauh dengan China yakni China memproduksi hampir 14.8 juta ton sementara Indonesia hanya 5 juta ton. Sekalipun merupakan tiga besar dalam produksi ikan, Indonesia tidak termasuk dalam lima besar pengekspor ikan, bahkan kalah dibanding dengan Vietnam dan Thailand. Nilai ekspor ikan Indonesia “hanya” sekitar US $ 2,9 juta.

PENUTUP
Kesimpulan
            Negara kita masih lemah akan sistem-sistem yang lebih mutakhir untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Keputusan sepihak kadangkala merugikan pihak yang satunya. Negara lain punya sistem yang baik untuk mendapatkan prestasi di pasar Internasional akankah lebih baik menjadikan prestasi negara lain sebagai acuan. kita perlu menyadari bahwa topografi dan kewilaya-an Nusantara adalah kepulauan. Jadi, perlu ada political will dan good-will agar arah pembangunan ekonomi dapat merajut kepulauan untuk mendukung keterkaitan, kualitas, dan daya saing industri perikanan dan kelautan nasional. Makalah ini membahas mengenai ekspor-impor diberbagai bidang serta kondisi ekspor-ompor itu sendiri saat ini.


Daftar Pustaka: