Tugas Tulisan
Sistem Pendidikan di Indonesia Terhadap Tingginya Jumlah
Pegangguran
Tidak Meratanya Pendidikan
Tidak meratnya pendidikan sekarang
ini bukan lagi hal yang aneh atau hal yang baru dalam permasalahan yang terjadi
di Indonesia. Contohnya saja seperti yang berada di daerah-daerah terpencil.
Mereka harus berusaha untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Faktor-faktor
yang tidak memungkinkan mereka untuk mendapatkan pendidikan yang baik pun
menjadi hal utamanya. Dan ada lagi seprti yang kita ketahui, bekum lama ini UN
tahun ini pun kacau, karena banyak hal-hal yang seharusnya tidak terjadi.
Seperti telatnya datang soal, tidak meratanya pembagian soal, soal-soal yang
rusak, UN yang di undur.
Faktor-faktor tersebut sangat jelas
tidak bagus atau tidak efisien sekali apalagi dalam keadaan dimana siswa harus
menghadapi UN yang menentukan kelulusan mereka. Banyak juga provinsi-provinsi
yang tidak melaksanakan UN karean faktor-faktor yang sangat menggangu sekali dalam
sistem pendidikan ini. Dengan begitu jelas bahwa sisitem pendidikan Indonesia
masih sangat perlu diperbaiki. Bagaimana semestinya yang dilakukan agar semua
kejadian d atas tidak terjadi kembali. Sungguh sangat ironi jika melihat
pendidikan sekarang.
Semua kejadian ketidak meretaan,
atau segala yang terjadi tentang pendidikan di Indonesia harus diperhatikan
lagi oleh pemerintah. Agar tidak terulang lagi, dan pendidikan di Indonesia
tidak dipandang sebelah mata oleh dunia. Agar berjalan dengan baik, semua
generasi bisa merasakan pendidikan yang baik dan merata tanpa memandang status.
Dan permasalahan UN tidak menjadi acuan kelulusan suatu siswa. Karena dengan
nilai besar menjadi lulus pun itu belum tentu hasil kerja sendiri. Karena
harunya kemampuan lah yang mejadi acuan di segala masalah pendidikan. Agar
nantinya bisa menjadi skill yang baik untuk masa mendatang.
Pendahuluan
Pendahuluan
Pendidian di era globalisasi sekarang tidak merata terutama di
daerah-daerah terpencil. Banyak kali faktor-faktor yang mempengaruhi
ketidakmerataanya pendidikan tersebut. Fakto-faktor tersebut seperti kurangnya
lapangan peerjaan, kurangnya SDM yang berkualitas, infrastruktur yang kurang,
biaya yang tidak tepat, letak geografis, pengaruh gedget yang negatif atau
penyalahgunaan gedget serta fasitilas yang kurang memadai. Semuaitu akan
mengakibatkan dampak negatif pada sistem pendidikan di Indonesia, padahal
penddikan merupakan faktor yang paling utama dalam membentuk karakteristik
bangsa. Jika semua itu tidak di perbaiki maka akan timbul generasi yang tidak
pas atau tidak bisa untuk membuat Indonesia maju, serta akan menciptakan
generasi yang tidak siap bersaing di pasar tenaga kerja, yang berakibat akan
bermunculan pengangguran–pengangguran baru.
Selain masalah tidak meratanya
pendidikan yang menyebabakan tingginya pengangguran di saat tingkat penddikan
tinggi adalah dimana perguruan tinggi yang tidak mengajarkan cara bekerja,
sehingga SDM hanya dapat teoritis. Sedangkn Indonesia sedang berjalan dari
negara agraris menjadi negara industri. Masrakat induetri yang mempunyai ciri
berfikir kritis, mampu besaing dan cerdas. Kemudian yang di butuhkan pasar tenaga kerja
adalah SDM yang siap kerja atau siap pakai. Yang menjadi acuan adalah lulusan
SMK atau diploma, sedangkan perguruan tinggi lulusan diploma tidak terlalu
banyak. Seangkan yang lulusan sarjana dibutuhkan disektor riset. Untuk itu
perguruan tinggi harus mampu mengeluarkan lulusan yang mandiri dan profesional
yang mengikuti perkembangan zaman.
Disisi lain di luar sana tantangan
untuk mendapatkan pekerjaan sangat sulit. Dimana pergururuan tinggi yang
mengeluarkan lulusan secara besar-besaran diikuti meledaknya tenaga kerja yang
produktif, maka persaingan semakin tajam, yang disisi lain daya tampung
lapangan pekerjaan di Indonesi terbatas jika dibandingkan dengan SDM yang ada.
Hal ini yang menyebabkan menigkatnya pengangguran terdidik. Tidak di pungkiri
juga perguruan tinggi sekarang lebih banyak menghasilkan lulusan ketimbang
lapangan kerja yang tersedia. Hal ini dapat mengakibatkan perguruan tinggi
lebih berfungsi sabagai pencetak ijzah ketimbang lulusan yang memiliki
kematangan ilmu dan kemandirian.
Dengan kata lain sistem pendidikan
di Indonesia masih berorientasi menghasilkan lulusan dengan tingkat kemndirian
dan jiwa kewirausahawan yang rendah. Tingginya tingkat pengagguran dari lulusan
perguruan tinggi difaktorkan juga karena skill kemampuan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, lulusan perguruan tinggi tidak mempunyai
keahlian apa pun dan tidak mampu bersaing di kanca pasar tenaga kerja. Dengan
demikian perguruan tinggi yang melulusakan sarjana,diploma akan terus
dipertanykan. Pertanyaanya sekarang bagaimana mengatasi kesenjangan tersebut
Landasan Teori
Landasan Teori
Pendidikan merpakan masalah yang paling utama, selain
masalah ekonomi dan politik yang ada di Indonesia. Tidak jarang kita mendengar
prestasi yang ditorehakan anak Indonesia di bidang pendidikan. Dengan kata
lain, pendidikan Indonesia tidak bisa di remehkan begitu saja. Tetapi
akhir-akhir ini pun banyak masalah yang mengenai pendidikan dari bebagai macam
faktor.
Pendidikan dalam arti kata didik (mendidiki) yang dalam
arti kata memberi cara atau memberi pelatihan mengenari akhlak kecerdasan dan
pikiran. Sedangkan pendidikan yaitu suatu proses pengubahan sikap dan tata laku
menuju pendewasaan melalui pengajaran kepada seseorang, proses peatihan, cara
mendidik.
Pendidikan
proses yang terus menerus dan tidak ernah berhenti. Didalam proses ini manusia
di pegang erat dengan martabat dan tanggung jawab sebagai subjek. Oleh sebab
itu manusia dituntut bertanggung jawab agar dapat tercapainya pendidikan yang
baik.
Maka
hasil dari proses pendidikan yang jelas adalah harus adanya perubahasn sikap,
tanggung jawab yang terjadi pada manusia. Perubahan-perubahan itu pun menyankut
aspek jaasmani dan rohani manusia, Pendidikan menyadarkan manusia sebagai
manusia yang sadar diri dan sadar lingkngan, Dengan itu manusia dapat
memperbaiki lingkungan tanpa mengubah diri sendiri,
Pembahasan
Pembahasan
1.
Masalah Dasar Pendidikan
Kita ketahui pada dasarnya masalah yang masih rumit
diseleaikan di Indonesia salah satunya adalah masalah pendidikan. Pendidika di
Indonesia saat ini masih belum ada jalan keluar yang akurat. Entah apa dan
bagaimana prosesnya. Pendidikan yang seharusnya bisa menjadikan manusia llebih
baik malah sebaliknya, karena pendidikan yang di berikan berat sebelah. Dlam
arti kata di beratkan oleh sistem pendidikan yang ada, kurang seimbangnya antar
berpikir dan belajar, dan masih banyak lagi sebab-sebabnya.
Ada beberpa faktor lagi yang membuar pendidikan di
Indonesia ini semakin tidak seimbang. Seperti halnya banyak yang masih belum bisa sekalah atau merasakan
pendidikan, distribusi biaya yang salah tempat atau tidak sesuai sasaran,
sistem dana yang tidak akurat, masih kurangnya fasilitas, kurangnya juga sumber
daya manusia yang ada, kualitas pendidikan yag kurang, dan masih banyak lagi.
Faktor-faktor itulah yang menyebabkan kualitas sumber
daya manusia yang kurang, dan akibatnya saat setelah mereka berhasil
menyelesaikan pendidikan tinggi tidak dapat dibarengi cara-cara agar dapat
mandiri dan bersaing di kanca pasar tenaga kerja. Serta tidak siap untuk berkompetisi
dalam mendapatkan pekerjaan yang dengan daya tampungan lapangan pekerjaan yang
terbatas.
2.
Tidak Meratnya Pendidikan
Seperti yang sudah dijelaksan sebelumnya faktor yang
mempengaruhi buruknya pendidikan Indonesia adalah tidak meratanya pendidikan.
Masih banyak daerah-daerah terpencil yang belum tersentuh pendidikan. Hal ini
meyebabkan jadi berkurangnya sumber daya manusia yang nantinya akan meneruskan
generasi bangsa. Serta melahirkan generasi yang tidak baik untuk masa depan.
Biasanya hal ini dapat disebabkan tidak dapatnya
pendidikan dari pemerintah. Pemerintah yang tidak terlalu memperhatikan daerah-daerah
pelosok. Serta juga tempat yang sulit terjangakau. Ada pula karena guru yang
kurang berkualitas yang di datangkan disana sehingga pendidikan yang didapat
pun kurang.
Masalah ini harus diselesaikan dengan jalan lebih
memperhatikan bagian-bagian daerah yang terpencil, memberikan fasilitas yang
memadai agar para terdidik bisa merasakan pendidikan setara seperti di
daerah-daerah besar, mengirimkan guru-guru atau pengajar yang berkualitas bahkan
kalau perlu yang bersertifikat dan benar-benar bisa memberi pengajaran yang
baik.
3.
Kurangnya Fasilitas yang Memadai
Kurangnya fasilitas juga dapat mempengaruhi pendidikan.
Pengajaran tidak akan berjalan dengan lancar dan kondusif jika fasilitas yang
ada tidak memadai atau tidak mendukung proses belajar.
Seperti halnya dengan gedung atau bangunan-bangunan,
fasiltas di dalam gedung seperti meja
dan bangu. Jika semua itu tidak ada atau kurang bahkan rusak itu semua akan
menggangu proses pengajaran dan membut belajar tidak kodusif. Dan ruang buku
perpustakaan yang menyediakan berbagai macam buku, buku-bukanya pun harus
lengkap dan berisi materi-materi yang pantas dibaca,
Cara agar bisa kondusif harus ada bantuan atau dana yang
dicairkan untuk membeli atau membangun fasilitas-fasilitas itu semua. Dengan begitu
semua akan bisa merasakan pengajaran yang baik dan kondusif. Para terdidik
dapat pengetahuan yang baru dan menjadi ilmu di masa depan.
4.
Biaya yang tidak Tepat sasaran
Biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk mengurangi beban
biaya pendidikan yang mahal ternyata sering sekali salah sasaran. Seperti dana
BOS yang tidak cair atau malah di gunakan untuk masyarakat yang mampu. Hal ini
akan meyebabkan kesenjangan uang akan membuat pendidikan di Indonesia semakin
kacau. Pemerintah yang kuang memperhatikan turunya dana tersebut malah membuat
proses pengajaran yang kacau dan tidak sesui yang diinginkan.
5.
Kualitas Pengajar
Kuaitas pegajar juaga dapat mempengaruhi proses
mendapatkan ilmu yang tepat dan benar.
Jika pengajar tidak bisa mengajar dengan baik atau tidak bisa menyampaikan
ajaran dengan baik akan berpengaruh pada pola pikir mausia yang diajarnya. Maka
dari itu pengajar yang disediakan pun harus benar-banar bisa dipercaya untuk
memberikan pelajaran, yang mempunyai kualitas dan tidak seenaknya dalam mengajar.
6.
Sistem Pendidikan
Sudah banyak yang diketahui bahwa sistem pendidikan
Indonesia saat ini belum bisa membuat generasi menjadi generasi yang bekualitas
yang dan mampu bersaing dengan manusia lain di kanca pasar tenaga kerja. Dan
menjadi manusia yang siap pakai. Dari masih sebagian anak Indonesia berprestasi
seharusnya pendidikan Indonesia tidak diragukan lagi. Tetapi perhatian
pemerintah yang kurang dan segala kekurangan yang ada membuat pendidikan
Indonesia tetap saja kurang.
Seharusnya ini semua dapat dilakukan oleh setiap lembaga
pendidikan yang memberikan pendidikan sperti itu, Para pengajar yang memberikan
pengajaran tentang bagaimana cara agar bisa menjadi lulusan yang siap pakai.
Lembaga pendidikan yang tidak hanya megajarkan teori-teori tanpa memberikan
praktik diluar lapangan. Lembaga pendidikan ini harus bisa menyamai
perkembangan jaman yang membtuhkan tenaga kerja yang sesuai dengan
perusahaan-perusahaan yang dibutuhkan.
Sistem Indonesia juga tidak hanya membuat
pengaturan-pengaturan yang memberatkan sebelah. Sistem harus bisa merata dan
menguntungkan semua pihak terutama pihak para terdidik. Jika lembaga pendidikan
tidak mengimbangi pasar tenaga kerja, maka pengangguran akan tetap semakin
banyak yang lulusan sarjana, Dan sarjana hanya bisa menjadi title tanpa bisa
mensukseskan lulusan itu sendiri..
7.
Agar lulusan dapat bersaing di kanca Pasar Tenaga Kerja
Dari penjeasan di atas bahwa lulusan perguran tinggi
sekaang haya bermodalkan ijazah tanpa adanya skill yang dia punya. Jika dia
tidak punya skill tersebut akan sulit untuk memasuki pasar tenaga kerja dan
kalah bersaing dengan mausia produktif yang siap kerja. Yang seharusnya dia
bisa mejadi lebih baik dari lulusan lainnya malahan lebih jatuh. Ini akan
menyababkan tingkat pengangguran yang makin tinggi karena dia harus menunggu
lama untuk mendapat panggilan pekerjaan yang sesuai dengan kualitas yang dia miliki.
Maka dari itu setiap perguruan tinggi jangan hanya bisa
meluluskan mahasiswa yang tanpa mampunyai skiil untuk bekerja. Perguruan tinggi
harus bisa mengimbangi antara pendidikan yang diberikan secara teori dan
pendidikan praktik untuk membentuk jiwa mandiri dan kewirausahaan yang tinggi.
Dengan begitu lulusan tidak akan lagi takut untuk bersaing dan siap pakai untuk
semua perusaahaan industri atau kantor.
Perguruan tinggi juga harus dapat memberikan pengajaran
tentang bagaimana bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Karena
yang namanya sarjana pada dasarnya dia bekerja bisa lebih tinggi dari pada
orang lain yang lulusannya hanya SMA, SMK atau diploma. Dengan begitu lulusan
perguruan tinggi bisa dapat dipertanggung jawabakan dengan skill yang dia punya
untuk bekerja. Serta dengan begitu akan dapat mengurangi pengangguran yang
terjadi.
Jadi,
dengan demikian solusi yang dapat dilakukan agar lulusan dapat mampu bersaing
di pasar tenga kerja adalah dengan kemampuan perguruan tinggi membentuk sistem
pengajaran yang dapat menciptakan lulusan yang mengerti arti bersaing dalam
pekerjaan saat lulus, mengajarkan membuat lapangan pekerjaan, dan dapat menjadi
manusia yang siap pakai.
Penutup
Penutup
Kesimpulan :
Dari
tulisan di atas dapat disimpulkan bahwa penyabab lulusan sarjana malah
menjadikan pengangguran semakin tingg adalah tidak meratanya pendidikan yang
diberikan pemerintah seperti di daerah-daerah terpancil, Kemudian kurangnya
fasilitas yag memadai untuk menunjang aktifitas pendidikan yang sedang
berlangsung yang menyabakan tidak kondusifnya proses pengajaran. Sumber daya
manusia yang kurang. Ini harus benar-benar diperhatikan, sumber daya manusia
yang disiapkan harus berkualitas dan bisa mengajarkan dengan baik yang bisa
menyampaikan ajaran dengan baik dan benar sesuai tata cara yang telah
ditentukan.
Kemudian
masalah biaya yang tidak tepat sararan seharusya juga lebih diperhatikan lagi.
Banyak kejadian yang menyimpang jika membahas masalah biaya ini. Oleh karena
itu saat diturunkannya kebijakan BOS harus diperhatiakn benar-banar siapa saja
yang dapat jangan samapai salah memberikan. Lalu ada lagi masalah sistem
pendidikan yang suka bergonta ganti dan para terdidik harus mengikuti kebijakan
yang suka berubah-ubah tersebut. Disisi lain yang sebenarnya banyak anak yang
berprestasi yang seharusnya penidikan Indonesia tidak diragukan lagi. Tetapi
kurangnya perhatian pemerintah ang membuat pendidikan Indonesia tetap saja
kurang.
Kemudian
saat perguruan tinggi yang melulusan sarjana tanpa mempunya skiil sangat
dipertanyakan. Ini membuat lulusan kaku dan tidak dapat mengikuti perembangan
pasar tenanga kerja. Lembaga pendidikan atau perguruan tinggi seharusnya bisa
mamberikan pengajaran untuk menjadika lulusan yang mandiri dan berjiwa kewirausahawan
dan dapat mencitptakan lulusan yang mampu membuat lapangan pekerjaan. Perguruan
tinggi harus membentuk sistem pelajaran yang membeikan pelajaran tentang
kewirausahawan tidak hanya teori tetapi praktik di luar lapangan, dengan begitu
mahasisawa tau bagaiman keadaan diluar di kanca pasar tenaga kerja yang
mempunyai saingan yang cukup tinggi dengan lapangan pekerjaan yang terbatas.
Dengan
begitu lulusan bisa siap pakai dan mampu bersaing di kanca perindustrian kerja
dan pasar tenaga kerja. Serta dapat mengurangi tingkat pengangguran dengan
pendidikan tinggi. Jadi mahasiswa tidak hanya lulus bermodalkan ijazah tetapi
juga mempunyai skill dan kemmpuan untuk bekerja. Kalau bisa menciptakan
lapangan pekerjaan.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar