Kamis, 25 Desember 2014

Laporan Keuangan PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk

SOFTSKILL
BAHASA INDONESIA

index.jpg


Nama    : Asri Andriani Rohmana
NPM     : 21212215
Kelas    : 3EB17


Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Gunadarma
2014/2015







KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. penulis panjatkan, karena berkat rahmat serta bimbingan-Nya penulis berhasil menyelesaikan makalah tentang “Analisis Laporan Keuangan”. Adapun makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia 2. Makalah ini berisikan tentang analisis laporan keuangan perusahaan pada periode 2011-2012 dan berisi tentang informasi mengenai perusahaan publik yang terdaftar pada BEI yang sekaligus merupakan perusahaan lokal yang menyandang sebagai perusahaan multi nasional, dimana yang kami pilih adalah PT Unilever Indonesia, Tbk.
Semoga makalah “Analisis Laporan Keuangan (PT Unilever Indonesia, Tbk)”. Periode tahun 2011-2012 ini memberikan informasi yang berguna bagi masyarakat serta bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Bekasi 2014



Penulis




BAB I
LATAR BELAKANG

A.          LATAR BELAKANG
Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan atau dapat lebih berkembang. Untuk itu perusahaan perlu mengembangkan suatu srategi yang tepat agar perusahaan bisa mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang, sementara pengembangan tersebut membutuhkan modal yang tidak sedikit, sehingga dana yang berasal dari pinjaman bank dan investasi asing dirasa masih kurang, oleh sebab itu banyak perusahaan yang memilih pasar modal sebagai sarana penambah modal mereka.
Peranan pasar modal menjadi semakin penting, mengingat fungsi pasar modal sebagai tempat bertemunya pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang ingin menanamkan modalnya. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau masa depan, pertumbuhan dan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan sumber daya ekonomi yang mungkin di kendalikan di masa depan dan untuk memprediksi kapasitas produksi dari sumber daya yang ada (Barlian, 2003)
Evaluasi kinerja keuangan dapat dilakukan menggunakan analisis laporan keuangan, dimana data pokok sebagai input dalam analisis ini adalah neraca dan laporan laba rugi, analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan dan pihak yang berkepentingan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dengan cepat, karena penyajian rasio keuangan akan menunjukkan kondisi sehat tidaknya suatu perusahaan. Analisis rasio menghubungkan unsur rencana dan perhitungan laba rugi sehingga dapat menilai efektivitas dan efesiensi perusahaan. Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dilihat peranan kinerja keuangan perusahaan sangat penting terhadap harga saham untuk menarik investor menanamkan modalnya pada perusahaan yang bersangkutan.

Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahannya sangat ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan yang terjadi di bursa ( pasar sekunder ). Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan suatu saham, harganya semakin naik, sebaliknya semakin banyak investor yang ingin menjual atau melepaskan suatu saham, harganya semakin bergerak turun. Secara umum, semakin banyak kinerja suatu perusahaan semakin tinggi laba usahanya dan semakin banyak keuntungan yang dapat dinikmati oleh pemegang saham, juga semakin besar kemungkinan harga saham akan naik ( Koetin, 1992 :89).
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dilihat peranan kinerja keuangan perusahaan sangat penting terhadap harga saham untuk menarik investor menanamkan modalnya pada perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini sebagai bahan penulisan ilmiah dengan judul Analisis Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk “.

B.            IDENTIFIKASI MASALAH
Analisis laporan keuangan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan untuk membatasi ruang lingkup permasalahan di atas, maka penulis hanya akan membahas tentang analisis kinerja keuangan dengan menggunakan Current Ratio (CR), Retrun on Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) untuk menilai kinerja perusahaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk pada tahun 2011-2012. Adapun  data yang akan dipakai adalah neraca dan laporan laba rugi.

C.           RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah yang ingin dikemukakan untuk melakukan penelitian lebih lanjut adalah sebagai berikut :
-          Bagaimana kondisis keuangan dari kegiatan operasi suatu perusahaan menggunakan metode yaitu , Current Ratio, Return on Asset, Debt to Equity Ratio PT. Unilever Indonesia, Tbk

D. TUJUAN MASALAH
Dari rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian yang ingin dikemukakan untuk melakukan penelitian lebih lanjut adalah :
-          Untuk mengetahui kinerja perusahaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk dilihat dari Current Ratio, Retrun on Assets dan Debt to Equity Ratio.


E.            MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini bukan hanya secara teoritis tetapi juga diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis, diantaranya yaitu :
Ø  Dari hasil penelitian ini penulis menjadi lebih mememahami masalah yang diteliti dan penulis berharap nantinya akan berguna bagi penulis sendiri dan orang lain terutama bagi dunia akademis.
a.       Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian ini juga diharapkan berguna bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui tentang kondisi keuangan dan kinerja keuangan suatu perusahaan terutama para investor yang ingin menanam modalnya dan kreditur yang ingin memberikan kredit kepada suatu perusahaan.
Informasi dalam analisis laporan keuangan akan membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai :
a.       Kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya, kemampuannya membayar dividen dan kebutuhannya untuk pendanaan ekstern.
b.      Alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaan serta pembayaran kas yang berkaitan
BAB II
LANDASAN TEORI

A.        LAPORAN KEUANGAN
1.         Pengertian Laporan Keuangan
v  Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
v  Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi dan pengikhtisaran dan pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakai. Seperti yang kita tahu bahwa informasi adalah data yang sudah diolah sehingga berguna untuk mengambil keputusan. Informasi yang tepat akan sangat berguna dalam mengambil berbagai keputusan. 

2.       TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
1.         Tujuan Khusus
Tujuan khusus laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar sesuai dengan GAAP
2.         Tujuan Umum
             Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban perusahaan
  • Kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba
  • Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba
  • Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban
  • Mengungkapkan informasi relevan lainnyayang dibutuhkan para pemakai laporan.
3.         Tujuan Kualitatif
  • Relevance : memilih informasi yang benar-benar sesuai dan dapat membantu pemakai laporan dalam pengambilan keputusan.
  • Understanability : informasi yang dipilih untuk disajkan bukan saja penting tetapi juga harus informasi yang di mengerti pemakai
  • Verifiability : hasil akuntansi harus dapat di periksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama.
  • Neutrality : laporan akuntansi harus bersikap netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.
  • Timelines : laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilaan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.
  • Comparability : informasi akuntansi harus dapat saling di bandingkan,artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain.
Completeness : informasi akuntansi yang dilaporkan harus harus mencakup semua kebutuhan yang layak dari para pemakai

4.        PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN DAN TUJUAN PENGGUNAANNYA
v  Investor : penanam modal dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
v  Karyawan : karyawan dan kelompok yang mewakili merekatertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan, juga tertarik dengan informasi untuk~ menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja dan kesempatan kerja.
v  Pemberi pinjaman : pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjamari serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
v  Pemasok dan kreditor usaha lainnya : pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang kewajibannya akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usah berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utam rnereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
v  Stakeholders (para pemegang saham) : para pemegang saham berkepentingan dengan informasi mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang diperoleh dan penambahan modal untuk business plan selanjutnya.
v  Pelanggan : para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada perusahaan.
v  Pemerintah : pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumberdaya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar menyusun statistik pendapatan nasional dan statisti lainnya
v  Masyarakat : perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat daiam berbagai cara. Misalnya: perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan dan rangkaian aktivitasnya.

5.    MACAM-MACAM ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Analisis Time Series dan Cross Sectional
1.      Analisis Trend atau time series adalah analisis rasio perusahaan untuk beberapa periode. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang lalu (rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang pada perusahaan yang sama. Analisis trend dapat melihat apakah prestasi perusahaan itu meningkat atau menurun selama periode tertentu, mengestimasi kemungkinan terjadi peningkatan atau penurunan pada kondisi keuangan tertentu
2.      Analisis Cross Sectional, dengan analisis ini analis membandingkan rasio-rasio perusahaan (company ratio) dengan rata-rata rasio perusahaan sejenis atau industri (rasio rata-rata/rasio standard) untuk waktu yang sama.
Analisis Commond Size dan Analisis Index
  1. Analisis Commond Size, untuk membuat perbandingan elemen-elemen laporan keuangan dengan command base-nya. Laporan keuangan neraca pada sisi aktiva didasarkan pada total aktiva sehingga total aktiva sama dengan 100%. Elemen-elemen lain dari aktiva dibandingkan dengan total aktiva. Elemen-elemen kewajiban dan modal sendiri didasarkan pada total kewajiban dan modal sendiri. Laporan laba rugi commond base-nya penjualan, elemen-elemen laporan laba rugi dibandingkan dengan penjualan.
  2. Analisis Index, memilih tahun dasar sebagai commond base-nya elemen-elemen laporan keuangan pada periode lain dibandingkan dengan elemen-elemen laporan keuangan yang sama dengan tahun dasar tersebut.


                                                                        BAB III
PEMABAHASAN

A.       SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN
1.      SEJARAH
                PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini  disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
            Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
            Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.
Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.
Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.

a.      Perluasan Unilever Indonesia
            Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.
            Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.
MANAJEMEN
Presiden Komisaris : Louis Willem Gunning
Komisaris Independen :
Ø  Robby Djohan
Ø  Theodore Permadi Rachmat
Ø  Kuntoro Mangkusubroto
Ø  Cyrillus Harinowo
Presiden Direktur : Maurits Daniel Rudolf Lalisang
Direktur :
·         Desmond Gerard Dempsey
·         Mohammad Effendi Soeparsono
·         Rostinawati Leli
·         Muhammad Saleh
·         Josef Bataona
·         Surya Dharma Mandala
·         Debora Herawati Sadrach
·         Andreas Rompis
·         May Kwa

b.      Kronologi
1920-30           Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers
1933                Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta
1936                Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV – Angke, Jakarta
1941                Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya
1942-46           Kendali oleh unilever dihentikan  (Perang Dunia II)
1965-66           Di bawah kendali pemerintah
1967                  Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang penanaman modal asing
1981                Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta
1982                Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya
1988                Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut, Surabaya
1990                Terjun di bisnis teh
1992                Membuka pabrik es krim
1995                Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi
1996-98           Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut
1999                Deterjen Cair NSD – Cikarang
2000                Terjun ke bisnis kecap
2001                Membuka pabrik teh – Cikarang
2002                Membuka pusat distribusi sentral Jakarta
2004                Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
2004                Terjun ke bisnis makanan ringan
2005                Membuka pabrik sampo cair – Cikarang
2008                Terjun ke bisnis minuman sari buah

c.       Visi
            Produk Unilever telah menyentuh sekitar 2 milyar orang setiap hari, baik itu melalui perasaan yang luar biasa karena mereka memiliki rambut yang kemilau dan senyum yang menawan, membuat rumah mereka segar dan bersih, atau dengan menikmati secangkir kopi, makanan yang lezat atau snack yang sehat.
Arah yang jelas
·         Empat pilar utama dari visi kami menggambarkan arah jangka panjang dari perusahaan – kemana tujuan kami dan bagaimana kami menuju ke arah sana: Kami bekerja untuk membangun masa depan yang lebih baik setiap hari
·         Kami membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan bagi orang lain
·          Kami menjadi sumber inspirasi orang-orang untuk melakukan hal kecil setiap hari yang dapat membuat perbedaan besar bagi dunia
·         Kami akan mengembangkan cara baru dalam melakukan bisnis dengan tujuan membesarkan perusahaan kami dua kali lipat sambil mengurangi dampak lingkungan
·         Kami selalu percaya akan kekuatan brand kami dalam meningkatkan kualitas kehidupan orang-orang dan dalam melakukan hal yang benar. Semakin bertumbuhnya bisnis kami, meningkat pula tanggung jawab kami. Kami mengenali tantangan global seperti perubahan iklim yang menjadi kepedulian kita bersama. Mempertimbangkan dampak yang lebih luas dari tindakan kami selalu menyatu dalam nilai-nilai kami dan merupakan bagian fundamental mengenai siapa diri kami.
d.      Misi
v  Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumen
v  Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan,konsumen dan komunitas.
v  Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambahdari segala proses.
v  Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orangdengan kinerja yang tinggi.
v  Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yangmenguntungkan dan memberikan imbalan di atasrata-rata karyawan dan pemegang saham.

e.       Tujuan & Prinsip
Ø  Tujuan corporate kami adalah bahwa kesuksesan memerlukan “standar tertinggi dari perilaku corporate terhadap setiap orang yang bekerja dengan kami, komunitas yang kami sentuh dan lingkungan yang terdampak dari pekerjaan kami.”
Ø  Tujuan corporate kami adalah bahwa kesuksesan memerlukan “standar tertinggi dari perilaku corporate terhadap setiap orang yang bekerja dengan kami, komunitas yang kami sentuh dan lingkungan yang terdampak dari pekerjaan kami.”

2.      LAPORAN KEUANGAN




3.      PERHITUNGAN RASIO KEUANGAN
1)      Rasio Likuiditas
Adalah  menunjukkan  kemampuan suatu  perusahaan  untuk  memenuhi kewajiban  keuangannya  yang  harus segera  dipenuhi, atau  kemampuan   perusahaan  untuk memenuhi  kewajiban  keuangan pada saat ditagih (S. Munawir, 1995 hal 31).
Rasio  likuiditas  terdiri dari :
Ø  Current Ratio
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.
CURRENT RATIO =  AKTIVA LANCAR  
                                    KEWAJIBAN LANCAR

                               =  5.771.516 = 0,839
                                  6.874.980


QUICK RATIO      =  AKTIVA LANCAR - PERSEDIAAN
                                        KEWAJIBAN LANCAR
                   
                                = 5.711.516-2.092.437 = 0,535
                                            6.874980
2)      Ratio Solvabilitias
Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank). Suatu  perusahaan yang solvable belum tentu likuid dan sebaliknya sebuah perusahaan yang insolvable belum tentu likuid.
Ø  Total debt to equity ratio (Rasio hutang terhadap Equitas)
Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya .
RASIO MODAL DENGAN AKTIVA =     MODAL SENDIRI
                                                                         TOTAL AKTIVA

                                                          =  5.105.626      = 0,411
                                                             12.421.910

RASIO MODAL DENGAN AKTIVA TETAP =    MODAL SENDIRI
                                                                                      AKTIVA TETAP

                                                                       = 5.105.626      = 0,872
                                                                          12.421.910
RASIO AKTIVA TETAP DENGAN
HITUNG JANGKA PANJANG             =             AKTIVA TETAP             
                                                                HUTANG JANGKA PANJANG
         
                                                                = 5.950.914             = 13,484
                                                                      441.304

RASIO LABA USAHA DENGAN TOTAL AKTIVITAS =          LABA USAHA
                                                                                                            TOTAL AKTIVA

                 
                                                                                        = 3.653.568  = 0,294
                                                                                       12.421.910




PERPUTARAN TOTAL AKTIVA =            PENJUALAN  
                                                                        TOTAL AKTIVA

                                                   = 20.344.016             = 1,637
                                                      12.421.910

GROSS MARGIN RATIO =                        LABA KOTOR
                                                            PENJUALAN

                                            = 10.365.562        = 0,509
                                               20.344.016

NET MARGIN RATIO =      LABA BERSIH
                                                   PENJUALAN

                                       =    3.653.568    = 0,179
                                           20.344.016


OPERATING MARGIN RATIO =  LABA USAHA
                                                            PENJUALAN

                                                    =    3.653.568    = 0,179
                                                        20.344.016

RENTABILITAS MODAL SENDIRI =      LABA BERSIH
                                                                        MODAL SENDIRI

                                                            =    3.653.568    = 47,884
                                                                   76.300


BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
            Dari hasil laporan keuangan PT Unilever Indonesia Tbk 2010 , dapat diambil kesimpulan bahwa hasil laporan Keuangan PT Unilever Indonesia Tbk telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia           
Rasio Likuiditas
Ø  Current Ratio (Rasio Lancar)
PT Unilever Indonesia Tbk untuk tahun 2012 mengalami penurunan, hal ini disebabkan adanya peningkatan hutang lancar yang cukup besar terjadi dari tahun sebelumnya dan tidak di imbangi dengan kenaikan aktiva lancar.
Ø  Quick Ratio (Rasio Cepat)
PT. Unilever Tbk untuk tahun 2012 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, tetapi penurunannya tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan jumlah aktiva lancar lebih besar daripada jumlah hutang lancar dan dikatakan “Konservatif”, yaitu berhati-hati dalam mengelola hutang. Ini akan berdampak pada penghasilan profit perusahaan tersebut.
Ø  Rasio Profitabilitas
Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Perusahaan ini mengalami penurunan, penurunan sebesar 0,29%, hal ini disebabkan kenaikan penjualan bersih lebih besar daripada kenaikan laba kotor perusahaan.
Perhitungan rasio menunjukan pada perusahaan untuk dua tahun terakhir (2012-2011) sebesar 50,87%, 51,16%. Ini menunjukan bahwa setiap Rp 100 penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2012 Rp 0,508 dan pada tahun 2011 sebesar Rp. 0,511.

  
SUMBER :