SOFTSKILL
BAHASA INDONESIA
Nama : Asri Andriani Rohmana
NPM : 21212215
Kelas : 3EB17
Fakultas
Ekonomi/Akuntansi
Universitas
Gunadarma
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
SWT. penulis panjatkan, karena berkat
rahmat serta bimbingan-Nya penulis berhasil menyelesaikan makalah tentang “Analisis
Laporan Keuangan”. Adapun makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia 2. Makalah ini berisikan tentang analisis laporan keuangan perusahaan
pada periode 2011-2012 dan berisi tentang informasi mengenai perusahaan publik yang terdaftar pada BEI yang sekaligus
merupakan perusahaan lokal yang menyandang sebagai perusahaan multi nasional,
dimana yang kami pilih adalah PT Unilever Indonesia, Tbk.
Semoga makalah “Analisis
Laporan Keuangan (PT Unilever
Indonesia, Tbk)”. Periode tahun 2011-2012 ini memberikan informasi yang berguna bagi masyarakat serta bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Bekasi 2014
Penulis
BAB I
LATAR BELAKANG
A. LATAR
BELAKANG
Memasuki era perdagangan bebas persaingan
usaha diantara perusahaan semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan
untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan atau dapat
lebih berkembang. Untuk itu perusahaan perlu mengembangkan suatu srategi yang
tepat agar perusahaan bisa mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki
kinerjanya. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang,
sementara pengembangan tersebut membutuhkan modal yang tidak sedikit, sehingga
dana yang berasal dari pinjaman bank dan investasi asing dirasa masih kurang,
oleh sebab itu banyak perusahaan yang memilih pasar modal sebagai sarana
penambah modal mereka.
Peranan pasar modal menjadi semakin penting, mengingat
fungsi pasar modal sebagai tempat bertemunya pihak yang membutuhkan dana dan
pihak yang ingin menanamkan modalnya. Kinerja keuangan suatu perusahaan
dapat diartikan sebagai prospek atau masa depan, pertumbuhan dan potensi
perkembangan yang baik bagi perusahaan. Informasi kinerja keuangan diperlukan
untuk menilai perubahan sumber daya ekonomi yang mungkin di kendalikan di masa
depan dan untuk memprediksi kapasitas produksi dari sumber daya yang ada
(Barlian, 2003)
Evaluasi kinerja keuangan dapat dilakukan menggunakan
analisis laporan keuangan, dimana data pokok sebagai input dalam analisis ini
adalah neraca dan laporan laba rugi, analisis laporan keuangan dapat dilakukan
dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan
dan pihak yang berkepentingan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dengan cepat,
karena penyajian rasio keuangan akan menunjukkan kondisi sehat tidaknya suatu
perusahaan. Analisis rasio menghubungkan unsur rencana dan perhitungan laba
rugi sehingga dapat menilai efektivitas dan efesiensi perusahaan. Berdasarkan latar
belakang tersebut, dapat dilihat peranan kinerja keuangan perusahaan sangat
penting terhadap harga saham untuk menarik investor menanamkan modalnya pada
perusahaan yang bersangkutan.
Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan
kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahannya
sangat ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan yang terjadi di bursa
( pasar sekunder ). Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan
suatu saham, harganya semakin naik, sebaliknya semakin banyak investor yang
ingin menjual atau melepaskan suatu saham, harganya semakin bergerak turun.
Secara umum, semakin banyak kinerja suatu perusahaan semakin tinggi laba
usahanya dan semakin banyak keuntungan yang dapat dinikmati oleh pemegang
saham, juga semakin besar kemungkinan harga saham akan naik ( Koetin, 1992
:89).
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dilihat
peranan kinerja keuangan perusahaan sangat penting terhadap harga saham untuk
menarik investor menanamkan modalnya pada perusahaan yang bersangkutan. Oleh
karena itu penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini sebagai bahan
penulisan ilmiah dengan judul “Analisis
Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk “.
B. IDENTIFIKASI
MASALAH
Analisis
laporan keuangan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan untuk membatasi
ruang lingkup permasalahan di atas, maka penulis hanya akan membahas tentang
analisis kinerja keuangan dengan menggunakan Current Ratio (CR), Retrun on
Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) untuk menilai kinerja perusahaan
pada PT. Unilever Indonesia, Tbk pada tahun 2011-2012. Adapun data yang
akan dipakai adalah neraca dan laporan laba rugi.
C. RUMUSAN
MASALAH
Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah
yang ingin dikemukakan untuk melakukan penelitian lebih lanjut adalah sebagai
berikut :
-
Bagaimana kondisis
keuangan dari kegiatan operasi suatu perusahaan menggunakan metode yaitu ,
Current Ratio, Return on Asset, Debt to Equity Ratio PT. Unilever Indonesia,
Tbk
D. TUJUAN MASALAH
Dari
rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian yang
ingin dikemukakan untuk melakukan penelitian lebih lanjut adalah :
-
Untuk mengetahui kinerja perusahaan
pada PT. Unilever Indonesia, Tbk dilihat dari Current Ratio, Retrun on Assets
dan Debt to Equity Ratio.
E. MANFAAT
PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini bukan hanya secara teoritis
tetapi juga diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis, diantaranya
yaitu :
Ø Dari hasil penelitian ini penulis menjadi lebih mememahami masalah yang
diteliti dan penulis berharap nantinya akan berguna bagi penulis sendiri dan
orang lain terutama bagi dunia akademis.
a.
Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian ini juga diharapkan berguna bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui tentang kondisi keuangan dan kinerja keuangan suatu perusahaan terutama para investor yang ingin menanam modalnya dan kreditur yang ingin memberikan kredit kepada suatu perusahaan.
Informasi dalam analisis laporan keuangan akan membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai :
Dari hasil penelitian ini juga diharapkan berguna bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui tentang kondisi keuangan dan kinerja keuangan suatu perusahaan terutama para investor yang ingin menanam modalnya dan kreditur yang ingin memberikan kredit kepada suatu perusahaan.
Informasi dalam analisis laporan keuangan akan membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai :
a.
Kemampuan perusahaan memenuhi
kewajibannya, kemampuannya membayar dividen dan kebutuhannya untuk pendanaan
ekstern.
b.
Alasan perbedaan antara laba bersih
dan penerimaan serta pembayaran kas yang berkaitan
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
LAPORAN KEUANGAN
1. Pengertian Laporan Keuangan
v Laporan
keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan
suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun
buku yang bersangkutan.
v Laporan
keuangan merupakan pencatatan transaksi dan pengikhtisaran dan pelaporan yang
dapat memberikan informasi bagi pemakai. Seperti yang kita tahu bahwa informasi
adalah data yang sudah diolah sehingga berguna untuk mengambil keputusan.
Informasi yang tepat akan sangat berguna dalam mengambil berbagai
keputusan.
2. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
1.
Tujuan Khusus
Tujuan
khusus laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil
usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar sesuai dengan GAAP
2.
Tujuan Umum
Memberikan
informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban
perusahaan
- Kekayaan bersih yang berasal
dari kegiatan usaha dalam mencari laba
- Menaksir informasi keuangan
yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan
laba
- Memberikan informasi yang
diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban
- Mengungkapkan informasi relevan
lainnyayang dibutuhkan para pemakai laporan.
3.
Tujuan Kualitatif
- Relevance : memilih informasi yang benar-benar sesuai dan
dapat membantu pemakai laporan dalam pengambilan keputusan.
- Understanability : informasi yang dipilih untuk disajkan bukan saja
penting tetapi juga harus informasi yang di mengerti pemakai
- Verifiability : hasil akuntansi harus dapat di periksa oleh pihak
lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama.
- Neutrality : laporan akuntansi harus bersikap netral terhadap
pihak-pihak yang berkepentingan.
- Timelines : laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk
pengambilaan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.
- Comparability : informasi akuntansi harus dapat saling di
bandingkan,artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk
suatu perusahaan maupun perusahaan lain.
Completeness : informasi akuntansi yang dilaporkan harus harus mencakup semua kebutuhan
yang layak dari para pemakai
4.
PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN DAN TUJUAN
PENGGUNAANNYA
v
Investor : penanam modal dan penasihat mereka berkepentingan
dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka
lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus
membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik
pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan
untuk membayar dividen.
v
Karyawan : karyawan dan kelompok yang mewakili merekatertarik
pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan, juga tertarik
dengan informasi untuk~ menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas
jasa, imbalan pasca kerja dan kesempatan kerja.
v
Pemberi pinjaman : pemberi pinjaman tertarik dengan
informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjamari
serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
v
Pemasok dan kreditor usaha lainnya : pemasok dan kreditor usaha lainnya
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah
jumlah yang kewajibannya akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usah
berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada
pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utam rnereka bergantung pada
kelangsungan hidup perusahaan.
v
Stakeholders (para
pemegang saham) : para pemegang saham berkepentingan dengan informasi
mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang diperoleh dan
penambahan modal untuk business plan selanjutnya.
v
Pelanggan : para
pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup
perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang
dengan, atau bergantung pada perusahaan.
v
Pemerintah : pemerintah dan berbagai lembaga yang
berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumberdaya dan karena
itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan
informasi untuk mengatur aktivitas perusahan, menetapkan kebijakan pajak, dan
sebagai dasar menyusun statistik pendapatan nasional dan statisti lainnya
v
Masyarakat : perusahaan mempengaruhi anggota
masyarakat daiam berbagai cara. Misalnya: perusahaan dapat memberikan
kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang
dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan
dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend)
dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan dan rangkaian aktivitasnya.
5. MACAM-MACAM
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Analisis
Time Series dan Cross Sectional
1. Analisis
Trend atau time series adalah
analisis rasio perusahaan untuk beberapa periode. Membandingkan rasio sekarang
(present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang lalu (rasio historis) atau
dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang pada
perusahaan yang sama. Analisis trend dapat melihat apakah prestasi perusahaan
itu meningkat atau menurun selama periode tertentu, mengestimasi kemungkinan
terjadi peningkatan atau penurunan pada kondisi keuangan tertentu
2. Analisis
Cross Sectional, dengan
analisis ini analis membandingkan rasio-rasio perusahaan (company ratio)
dengan rata-rata rasio perusahaan sejenis atau industri (rasio rata-rata/rasio
standard) untuk waktu yang sama.
Analisis
Commond Size dan Analisis Index
- Analisis Commond Size, untuk membuat perbandingan
elemen-elemen laporan keuangan dengan command base-nya. Laporan keuangan
neraca pada sisi aktiva didasarkan pada total aktiva sehingga total aktiva
sama dengan 100%. Elemen-elemen lain dari aktiva dibandingkan dengan total
aktiva. Elemen-elemen kewajiban dan modal sendiri didasarkan pada total
kewajiban dan modal sendiri. Laporan laba rugi commond base-nya penjualan,
elemen-elemen laporan laba rugi dibandingkan dengan penjualan.
- Analisis Index, memilih tahun dasar sebagai commond base-nya elemen-elemen laporan keuangan pada periode lain dibandingkan dengan elemen-elemen laporan keuangan yang sama dengan tahun dasar tersebut.
BAB III
PEMABAHASAN
A. SEJARAH
SINGKAT PERUSAHAAN
1. SEJARAH
PT
Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai
Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van
Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van
Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar
di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933
dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No.
3.
Dengan
akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980,
nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang
dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama
perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui
oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23
Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998
Tambahan No. 39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari
sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan
dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada
tanggal 16 November 1981.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan
pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham,
dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per
saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat
oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No.
C-17533 HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan
bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan
makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan
produk-produk kosmetik.
Sebagaimana
disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang
dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo,
S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor
utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh
Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik
Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.
Perusahaan
memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.
a.
Perluasan
Unilever Indonesia
Pada tanggal 22 November 2000,
perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk
mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di
bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan
saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain
atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.
Pada
tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources
Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak
di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk
dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad
mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang
dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual
sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa
perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari
pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI)
dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku
pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan
Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal
30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan
dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling
of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan
setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang
terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
Pada
tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani
perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company
Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah
melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke
Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah
menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.
Presiden
Komisaris : Louis Willem Gunning
Komisaris
Independen :
Ø Robby
Djohan
Ø Theodore
Permadi Rachmat
Ø Kuntoro
Mangkusubroto
Ø Cyrillus
Harinowo
Presiden
Direktur : Maurits Daniel Rudolf Lalisang
Direktur
:
·
Desmond Gerard Dempsey
·
Mohammad Effendi
Soeparsono
·
Rostinawati Leli
·
Muhammad Saleh
·
Josef Bataona
·
Surya Dharma Mandala
·
Debora Herawati Sadrach
·
Andreas Rompis
·
May Kwa
b.
Kronologi
1920-30
Import oleh van den Bergh, Jurgen
and Brothers
1933
Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV
Lever – Angke, Jakarta
1936
Produksi margarin dan minyak oleh
Pabrik van den Bergh NV – Angke, Jakarta
1941
Pabrik komestik – Colibri NV,
Surabaya
1942-46
Kendali oleh unilever
dihentikan (Perang Dunia II)
1965-66
Di bawah kendali pemerintah
1967 Kendali usaha kembali ke
Unilever berdasarkan undang-undang penanaman modal asing
1981
Go public dan terdaftar di Bursa
Efek Jakarta
1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di
Rungkut, Surabaya
1988
Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari
Colibri ke Pabrik Rungkut, Surabaya
1990
Terjun di bisnis teh
1992
Membuka pabrik es krim
1995
Pembangunan pabrik deterjen dan
makanan di Cikarang, Bekasi
1996-98
Penggabungan instalasi produksi –
Cikarang, Rungkut
1999
Deterjen Cair NSD – Cikarang
2000
Terjun ke bisnis kecap
2001
Membuka pabrik teh – Cikarang
2002
Membuka pusat distribusi sentral
Jakarta
2004
Terjun ke bisnis obat nyamuk
bakar
2004
Terjun ke bisnis makanan ringan
2005 Membuka pabrik sampo cair –
Cikarang
2008
Terjun ke bisnis minuman
sari buah
c.
Visi
Produk
Unilever telah menyentuh sekitar 2 milyar orang setiap hari, baik itu melalui
perasaan yang luar biasa karena mereka memiliki rambut yang kemilau dan senyum
yang menawan, membuat rumah mereka segar dan bersih, atau dengan menikmati
secangkir kopi, makanan yang lezat atau snack yang sehat.
Arah
yang jelas
·
Empat pilar utama dari
visi kami menggambarkan arah jangka panjang dari perusahaan – kemana tujuan
kami dan bagaimana kami menuju ke arah sana: Kami bekerja untuk membangun masa
depan yang lebih baik setiap hari
·
Kami membantu
orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan
dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan bagi orang lain
·
Kami menjadi sumber inspirasi orang-orang
untuk melakukan hal kecil setiap hari yang dapat membuat perbedaan besar bagi
dunia
·
Kami akan mengembangkan
cara baru dalam melakukan bisnis dengan tujuan membesarkan perusahaan kami dua
kali lipat sambil mengurangi dampak lingkungan
·
Kami selalu percaya
akan kekuatan brand kami dalam meningkatkan kualitas kehidupan orang-orang dan
dalam melakukan hal yang benar. Semakin bertumbuhnya bisnis kami, meningkat
pula tanggung jawab kami. Kami mengenali tantangan global seperti perubahan
iklim yang menjadi kepedulian kita bersama. Mempertimbangkan dampak yang lebih
luas dari tindakan kami selalu menyatu dalam nilai-nilai kami dan merupakan
bagian fundamental mengenai siapa diri kami.
d.
Misi
v Menjadi
yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumen
v Menjadi
rekan yang utama bagi pelanggan,konsumen dan komunitas.
v Menghilangkan
kegiatan yang tak bernilai tambahdari segala proses.
v Menjadi
perusahaan terpilih bagi orang-orangdengan kinerja yang tinggi.
v Bertujuan
meningkatkan target pertumbuhan yangmenguntungkan dan memberikan imbalan di
atasrata-rata karyawan dan pemegang saham.
Ø Tujuan
corporate kami adalah bahwa kesuksesan memerlukan “standar tertinggi dari
perilaku corporate terhadap setiap orang yang bekerja dengan kami, komunitas
yang kami sentuh dan lingkungan yang terdampak dari pekerjaan kami.”
Ø Tujuan
corporate kami adalah bahwa kesuksesan memerlukan “standar tertinggi dari
perilaku corporate terhadap setiap orang yang bekerja dengan kami, komunitas
yang kami sentuh dan lingkungan yang terdampak dari pekerjaan kami.”
2. LAPORAN KEUANGAN
3.
PERHITUNGAN
RASIO KEUANGAN
1) Rasio
Likuiditas
Adalah
menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi,
atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan pada saat ditagih (S. Munawir, 1995 hal 31).
Rasio
likuiditas terdiri dari :
Ø Current
Ratio
Merupakan Rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.
CURRENT RATIO = AKTIVA LANCAR
KEWAJIBAN LANCAR
= 5.771.516 = 0,839
6.874.980
CURRENT RATIO = AKTIVA LANCAR
KEWAJIBAN LANCAR
= 5.771.516 = 0,839
6.874.980
QUICK RATIO = AKTIVA LANCAR - PERSEDIAAN
KEWAJIBAN LANCAR
= 5.711.516-2.092.437 = 0,535
6.874980
2) Ratio
Solvabilitias
Rasio ini
disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan
oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut.
Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan
dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para
pemberi pinjaman (Bank). Suatu perusahaan yang solvable belum tentu
likuid dan sebaliknya sebuah perusahaan yang insolvable belum tentu likuid.
Ø Total
debt to equity ratio (Rasio hutang terhadap Equitas)
Merupakan Perbandingan
antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan
kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya .
RASIO MODAL DENGAN AKTIVA = MODAL SENDIRI
TOTAL AKTIVA
= 5.105.626 = 0,411
12.421.910
RASIO MODAL DENGAN AKTIVA TETAP = MODAL SENDIRI
AKTIVA TETAP
= 5.105.626 = 0,872
12.421.910
RASIO MODAL DENGAN AKTIVA = MODAL SENDIRI
TOTAL AKTIVA
= 5.105.626 = 0,411
12.421.910
RASIO MODAL DENGAN AKTIVA TETAP = MODAL SENDIRI
AKTIVA TETAP
= 5.105.626 = 0,872
12.421.910
RASIO
AKTIVA TETAP DENGAN
HITUNG JANGKA PANJANG
=
AKTIVA TETAP
HUTANG JANGKA PANJANG
= 5.950.914 = 13,484
441.304
HUTANG JANGKA PANJANG
= 5.950.914 = 13,484
441.304
RASIO LABA USAHA DENGAN
TOTAL AKTIVITAS = LABA USAHA
TOTAL AKTIVA
TOTAL AKTIVA
= 3.653.568 = 0,294
12.421.910
PERPUTARAN TOTAL AKTIVA = PENJUALAN
TOTAL AKTIVA
= 20.344.016 = 1,637
12.421.910
GROSS MARGIN RATIO = LABA KOTOR
PENJUALAN
= 10.365.562 = 0,509
20.344.016
NET MARGIN RATIO = LABA BERSIH
PENJUALAN
= 3.653.568 = 0,179
20.344.016
OPERATING MARGIN RATIO = LABA USAHA
PENJUALAN
= 3.653.568 = 0,179
20.344.016
RENTABILITAS MODAL SENDIRI = LABA BERSIH
MODAL SENDIRI
= 3.653.568 = 47,884
76.300
BAB
IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil laporan
keuangan PT Unilever Indonesia Tbk 2010 , dapat diambil kesimpulan bahwa
hasil laporan Keuangan PT Unilever Indonesia Tbk telah sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
Rasio
Likuiditas
Ø Current
Ratio (Rasio Lancar)
PT
Unilever Indonesia Tbk untuk tahun 2012 mengalami penurunan, hal ini disebabkan
adanya peningkatan hutang lancar yang cukup besar terjadi dari tahun sebelumnya
dan tidak di imbangi dengan kenaikan aktiva lancar.
Ø Quick
Ratio (Rasio Cepat)
PT.
Unilever Tbk untuk tahun 2012 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, tetapi
penurunannya tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan
jumlah aktiva lancar lebih besar daripada jumlah hutang lancar dan dikatakan
“Konservatif”, yaitu berhati-hati dalam mengelola hutang. Ini akan berdampak
pada penghasilan profit perusahaan tersebut.
Ø Rasio
Profitabilitas
Gross
Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Perusahaan
ini mengalami penurunan, penurunan sebesar 0,29%, hal ini disebabkan kenaikan
penjualan bersih lebih besar daripada kenaikan laba kotor perusahaan.
Perhitungan
rasio menunjukan pada perusahaan untuk dua tahun terakhir (2012-2011) sebesar
50,87%, 51,16%. Ini menunjukan bahwa setiap Rp 100 penjualan yang dihasilkan
oleh perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2012 Rp 0,508 dan pada
tahun 2011 sebesar Rp. 0,511.
SUMBER
: